Anak di Pesisir Rawan Stunting

Anak di Pesisir Rawan Stunting

Fattah Hidayat

Tanjung Redeb, Disway - Komsumsi pangan beragam, bergizi, seimbang dan aman (B2SA) masih perlu perhatian khusus di Berau.

Sebab menurut Kepala Dinas Pangan Berau, Fattah Hidayat, pola pangan harapan mencapai 87 persen. Yaitu bobot berlebih pada konsumsi karbohidrat.

Sementara, katanya, konsumsi protein masih belum mencapai 57 persen.

Konsumsi sayur-sayuran hanya 9 persen dari kewajiban terpenuhi sebanyak 12 persen. "Konsumsi sayuran dan protein sangat penting mencegah stunting," ungkapnya, Selasa (11/8).

Walaupun kata Fattah, balita yang terkategori stunting atau kondisi gagal pertumbuhan pada anak karena kekurangan gizi menurun. Pada 2020 tinggal 15 persen dari 34 persen di 2018.

Fattah menyebut daerah pesisir rawan ancaman stunting.

Sebab jarang tersentuh sayuran hijau. Padahal daerah mereka mengonsumsi protein melimpah.

“Saat tim provinsi ke Kampung Balikukup, Batu Putih, ada dua anak tergolong stunting. Orangtuanya nelayan. Setelah ditelusuri, ia memilih menjual ikannya dan mengganti asupan anaknya dengan mie instan,” jelas Fattah kepada Disway Berau.

Ia mengingatkan, pencegahan stunting bukan saja ketika anak telah dilahirkan. Tetapi saat ibu masih mengandung. Pencegahan dalam 1.000 kehidupan pertama.

Fattah juga mengimbau untuk melaksanakan program pekarangan pangan lestari (P2L). Pekarangan rumah memiliki potensi untuk menghasilkan sayuran. Sehingga hasilnya dapat membantu pembentukan pola pangan harapan dalam pencegahan stunting.

“Misalkan di pekarangan rumah cocok untuk kangkung atau sawi. Manfaatkan itu. Bisa untuk komsumsi dan dijual. Akan meningkatkan ekonomi keluarga," tandasnya. (RAP/ANM).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: