Sangat Unik, Bisa Dijual

Sangat Unik, Bisa Dijual

Wabup Berau Agus Tantomo saat mengunjungi wisata whaleshark di Talisayan.

Tanjung Redeb, Disway – Hiu paus (whale shark) merupakan antraksi wisata andalan pesisir selatan Berau. Bahkan, habitatnya di perairan Kecamatan Talisayan merupakan yang terbesar di Indonesia, dengan jumlah populasi ikan nenek -sebutan warga setempat- sekira 92 ekor.

“Ini sangat unik, sangat bisa dijual. Karena tidak banyak wisata seperti ini di dunia, termasuk di Indonesia,” ungkap Wakil Bupati Berau, Agus Tantomo.

Keberadaan hiu paus selalu ada. Terutama ketika bagan nelayan beraktivitas, mengumpulkan ikan laut. Saat itu juga mereka berkumpul.

Sehingga, sangat mudah menyaksikan atraksi hiu paus ini. Tentunya harus ada bagan yang selalu standby di tengah laut.

“Insya Allah setiap wisatawan yang datang dan ingin menyaksikan atraksi hiu tutul ini, selalu ada. Dan pasti bisa menyaksikan hiu tutul,” ungkapnya.

Setiap bagan, dikatakan Agus, minimal ada tiga hingga lima ekor hiu paus.

Bahkan bisa lebih, ketika bagan berada lebih jauh dari daratan. Potensi ini, menurutnya, sangat bisa dijual dan memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan.

Terutama wisatawan mancanegara yang menyenangi tantangan dan atraksi dengan jenis hiu terbesar. Tentunya, dengan memperhatikan standar operasonal prosedur (SOP) yang telah ditetapkan dalam interaksi dengan ikan dilindungi tersebut.

“Ini potensi bagi Talisayan karena tidak semua daerah memiliki destinasi wisata seperti ini,” ucapnya.

Agus berharap, pemerintah kecamatan dan kampung untuk lebih serius dalam mengelola dan mempromosikan potensi wisata ini. Bahkan, Dia menginginkan adanya bagan khusus pariwisata. Sehingga tidak harus menunggu jadwal berlayarnya bagan apung milik nelayan. Pasalnya, pada waktu tertentu bisa jadi bagan nelayan tidak melaut.

Sementara ketika wisatawan datang tetap harus ada pelayanan menuju lokasi keberadaan whaleshark. Seperti yang ada di Kepulauan Derawan dengan dukungan program Bank Indonesia berupa bagan pariwisata untuk wisata whaleshark.

“Hiu ini selalu ada, hanya bagan nelayannya yang terkadang tidak turun, sehingga menurut saya perlu ada bagan pariwisata yang bisa selalu stanbay melayani wisatawan,” jelasnya.

Menurutnya pemerintah kampung melalui program badan usaha milik kampung (BUMK) bisa mengoptimalkan program pariwisata ini. Termasuk memberikan dukungan dalam peningkatan sarana dan prasarannya.

Sehingga potensi ini tidak hanya menggerakkan ekonomi masyarakat setempat, tetapi juga akan menjadi sumber pendapatan bagi kampung. (humas).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: