Potensi Besar dari Sawit

Potensi Besar dari Sawit

Bahramsyah

Tanjung Redeb, Disway - Selain sektor pertambangan. Untuk sektor pertanian, kehutanan dan perikanan menjadi sektor kedua terbesar dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Berau, dengan sumbangsih sebanyak 10,70 persen.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) Berau, kurun waktu 2015 hingga 2019, kontribusi sektor tersebut tidak berubah secara signifikan dan masih dalam kisaran angka 10 hingga 12 persen. Salah satu yang menjadi kunci perkembangan, adalah adanya perkebunan kelapa sawit, di mana luas tanamannya terus meningkat dari tahun ke tahun.

Kepala BPS Berau, Bahramsyah menyebut, pada tahun 2019, melihat dari data kontribusi distribusi menghasilkan PDRB yang berlaku sebesar Rp 23,79 triliun dari sektor pertambangan, sedangkan pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar Rp 14,8 triliun dan terbesar ketiga yaitu transportasi sebanyak Rp 2,2 triliun.

Sementara itu, melihat dari laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Berau, atas dasar harga konstan menurut lapangan usaha (persen) di tahun 2015 menyumbang sebanyak 10,32 persen, anjlok di tahun 2016 menjadi -1,39 persen, kembali meningkat signifikan di tahun 2017 sebanyak 6,12 persen, dan meningkat lagi di 2018 sebesar 6,91 persen dan melemah di tahun 2019 sebanyak 1,97 persen.

“Ketika ada minus pada sektor tersebut, hal itu tidak lekat kaitannya dengan bagaimana produksi dan permintaan di pasaran. Seperti contohnya di tahun 2016, permintaan menurun karena adanya krisis global yang juga berpengaruh pada sektor pertanian, kehutanan dan perikanan,” jelasnya.

Namun, di tahun selanjutnya, adanya peningkatan, sebab permintaan CPO juga meningkat. Menurut Bahram, kontribusi sawit dapat meningkatkan dan menentukan bagaimana laju ekonomi Kabupaten Berau kedepannya.

Apalagi, perusahaan sawit cenderung membutuhkan para pekerja yang banyak.

Dibandingkan dengan hasil tambang, hasil dari pertanian, kehutanan dan perikanan merupakan sumber daya yang tidak pernah habis. Walaupun semua penentunya dilihat lagi pada permintaan pasar.

“Biasanya hasil CPO digunakan untuk industri yang bermacam-macam.

Lebih tahan dari guncangan global, apalagi hasilnya juga bisa digunakan pada kebutuhan seperti sabun hingga farmasi,” ungkapnya.

Melihat dari hasil rendah di tahun 2019, sektor pertanian terlebihnya sawit mengalami guncangan, karena ada permintaan dari luar yang menurun sebab adanya isu pencemaran lingkungan.

Namun, penggunaan hasil sawit pasti akan terus dikembangkan, begitu juga dengan lahan yang ada di Kabupaten Berau. */RAP/APP


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: