Ledakan di Lebanon Tewaskan 100 Orang

Ledakan di Lebanon Tewaskan 100 Orang

Seorang korban ledakan di Lebanon dievakuasi oleh warga. (Int)

Beirut, nomorsatukaltim.com - Korban tewas akibat ledakan besar yang mengguncang Beirut pada Selasa (4/8) telah mencapai 100 orang. Ada lebih banyak korban lainnya berada di bawah puing-puing.

Hal itu disampaikan oleh Kepala Palang Merah Lebanon George Kettaneh kepada stasiun televisi lokal LBCI pada Rabu (5/8).

Kettaneh mengatakan, pihak Palang Merah sedang berkoordinasi dengan kementerian kesehatan. Untuk mengambil jenazah korban. Karena para petugas dari rumah sakit kewalahan menanganinya.

Sebelumnya, sebuah ledakan besar di dekat pusat Beirut menciptakan goncangan ke penjuru ibu kota Lebanon itu. Menghancurkan kaca di rumah-rumah penduduk dan menyebabkan balkon apartemen runtuh.

Ledakan itu terjadi di daerah pelabuhan kota itu. Di mana terdapat gudang-gudang yang menampung bahan peledak. Demikian laporan kantor berita resmi Lebanon NNA dan dua sumber keamanan. Sumber keamanan ketiga mengatakan, terdapat bahan kimia yang disimpan di daerah itu.

Rekaman ledakan yang beredar di publik melalui media sosial menunjukkan asap naik dari distrik pelabuhan yang diikuti oleh ledakan besar. Mereka yang merekam apa yang awalnya tampak seperti kobaran api besar kemudian dikejutkan oleh ledakan itu.

Sementara itu, otoritas Beirut menyebut, kemungkinan korban meninggal dunia masih akan terus bertambah seiring dengan proses evakuasi oleh petugas yang mencari korban di bawah reruntuhan bangunan.

Seorang saksi mata bernama Hadi Nasrallah mengatakan, awalnya ia melihat api. Namun saat itu, Nasrallah mengaku tak tahu jika akan terjadi ledakan besar.

Tiba-tiba saja ia kehilangan pendengaran. Karena ternyata di tempatnya berada sangat dekat dengan lokasi kejadian. Ia mengaku selama beberapa detik kehilanan pendengaran. Ia mengira ada yang salah.

Suara ledakan terdengar keras dan bangunan pun bergetar. Setelahnya, tampak kaca-kaca mobil dan bangunan di sekitar Nasrallah pecah. Bahkan, kaca-kaca di bangunan tinggi juga turut pecah dan turun ke bawah.

Nasrallah menuturkan, orang-orang di Beirut mulai memanggil satu sama lain. “Kami kaget. Karena saat hal seperti ini terjadi. Hanya satu daerah yang terkena dampaknya. Tapi, kali ini semua Beirut (terkena). Bahkan daerah di luar Beirut,” ungkapnya.

Selain Hadi Nasrallah, seorang jurnalis bernama Sunniva Rose juga mengisahkan kronologi ledakan di Beirut. Ketika ledakan terjadi, Rose tengah mengemudi menuju Beirut pada Selasa sore. Dia menyaksikan sendiri kekacauan terjadi.

Jalanan di Beirut, kata Rose, tertutup kaca, batu bata, serta pecahan bangunan, dan membuat ambulans sulit lewat. Rose menambahkan, hingga Selasa malam, masih terlihat asap membumbung tinggi.

Seluruh Kota Beirut pun tampak gelap dan suram. “Masih ada asap naik ke langit menjelang malam. Seluruh kota hitam,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: