Pembinaan Umat, Penuhi Rumah Ibadah

Pembinaan Umat, Penuhi Rumah Ibadah

BUPATI Berau, Muharram meletakkan batu pertama pembangunan Gereja Paroki Stasi Santo Ignasius di Kampung Samburakat.

Tanjung Redeb, Disway – Peletakan batu pertama oleh Bupati Berau Muharram, bersama Wakil Bupati Berau Agus Tantomo dan Ketua DPRD Berau Madri Pani, Selasa (28/7), menjadi tanda dimulainya Pembangunan Gereja Paroki Stasi Santo Ignasius di Kampung Samburakat.

Prosesi peletakan batu pertama dihadiri juga sejumlah pejabat di lingkungan Pemkab Berau, pemerintah kecamatan dan kampung, tokoh masyarakat dan agama, serta seluruh jemaat gereja Santo Ignasius.

Sesuai perencanaan, pembangunan rumah ibadah ini dilakukan secara bertahap.

Dan panitia pembangunan berharap mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah.

Pastor Paroki Stasi Santo Ignasius Tanjung Redeb, Yoseph menjelaskan, pembangunan untuk memenuhi kebutuhan umat katolik di Kampung Samburakat. Dimana, selama ini jemaat melakukan ibadah dengan menumpang di rumah salah seorang warga.

Seiring waktu jumlah jemaat semakin bertambah, sehingga diperlukan rumah ibadah yang representatif untuk pelaksanaannya.

“Kita semua sangat bersyukur akhirnya pembangunan ini bisa terlaksana saat ini,” jelasnya.

Dijelaskan Yoseph, di Kabupaten Berau terdapat tiga gereja katolik yang masuk dalam keuskupan Tanjung Selor, diantaranya berada di Tanjung Redeb, Talisayan dan Long Ayan. Diharapkan dengan berdirinya gereja semakin memperluas pelayanan bagi umat Katolik di di Samburakat dan sekitarnya.

Sementara Bupati Berau, Muharram menegaskan, Pemkab Berau akan memberikan dukungan penuh terhadap pembangunan gereja. Ia menyampaikan, fasilitas beribadah tentu harus dipenuhi di setiap lingkungan masyarakat.

Sehingga pembinaan umat semakin kuat dijalankan.

“Manfaatkan ini sebagai sarana pembinaan umat dalam mencapai kesuksesan di dunia dan akhirat,” tegasnya.

Pada kesempatan itu, Muharram berpesan, agar perbedaan yang ada di tengah masyarakat tetap bisa dipelihara dengan kebersamaan. Sebagai wujud Bhineka Tunggal Ika, tentu harus ada saling menghormati antar pemeluk agama dan suku.

“Mari kita saling menghargai satu sama lain. Jangan sampai terjadi perpecahan,” pungkasnya. (Humas)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: