Modifikasi untuk Kepuasan dan Kenyamanan

Modifikasi untuk Kepuasan dan Kenyamanan

Satria bersama sepeda lipat yang telah dimodifikasi sendiri. Kini, Dia punya tiga sepeda lipat.

Tanjung Redeb, Disway - Seperti motor dan mobil yang banyak dimodifikasi pemiliknya, sepeda lipat juga menjadi sasaran tepat bagi Satria Wahyudi (49).

Bagi Satria, sepeda menjadi gaya hidup, sedangkan olahraga adalah bonus dari bersepeda. Tentu saja kesehatan yang diperoleh berlimpah dibandingkan hanya berdiam diri.

Namun, yang paling menyenangkan lagi adalah kegiatan memodifikasi dan menempatkan aksesoris beragam rupa, sehingga menciptakan ciri khas tersendiri untuk sepeda yang dimiliki. Itu lah yang membuat pegawai swasta ini memilih sepeda lipat.

“Saya sudah aktif bersepeda sejak tahun 2004, waktu itu bergabung dengan BSCC waktu masih pakai sepeda mountain bike (MTB), sekarang beralih ke sepeda lipat dan sudah enggak bisa berpaling kayaknya,” ujarnya saat berbincang dengan Disway Berau, Senin (27/7).

Satria mulai aktif memodifikasi sepeda sejak tahun 2019. Umumnya pengguna sepeda lipat memodifikasi. Misalkan mengganti hand grip, seatpost. Kadang dia juga mengganti agar warnanya matching. Tak segan juga mengakui bahwa dirinya sudah berada di tahapan memodif sepeda secara ekstrim. Bahkan hanya frame saja yang masih asli.

Apalagi sepeda lipat memang cocok untuk dimodifikasi, karena bentuknya juga yang mendukung. Bagi Satria, modifikasi adalah persoalan selera. Tergantung bagaimana sang pemilik menerjemahkan keinginan.

Khususnya, Satria ingin mendapatkan kenyamanan bersepeda, tidak menimbulkan efek kelelahan yang berlebihan, jadi dia mengganti beberapa komponen seperti pada girnya agar sepedanya nyaman dipakai.

Selain untuk kenyamanan, perwajahan sepeda yang berbeda menjadi kepuasan bagi Satria sendiri, ada perasaan bangga ketika melihatnya berbeda dari yang lain. Bisa dikatakan memodifikasi adalah hobi.

“Hobi itu bagi saya tidak ada tokonya, apalagi ketika sudah terjun untuk upgrade sepeda, sudah tidak ada berhentinya. Padahal sepeda kalau tidak dimodifikasi, ya tidak apa-apa, tapi itu bisa menjadi penghilang stres bagi saya,” ungkapnya.

Bagi Satria, sepeda lipat brand Brompton bisa menjadi impiannya selanjutnya. Namun, tak sedikit aksesoris dari Brompton yang diaplikasikan pada sepedanya. Itu adalah bentuk kepuasan tersendiri idealisme untuk mempertahankan brand sepeda yang selama ini dipertahankan.

Terlampau menyukai modifikasi sepeda, Satria memiliki 3 sepeda lipat yang dimodifikasinya. Yaitu Java Neo 2, Pacific Noris 2.0, Element Pikes 8 Speed. Menurut Satria, sepedanya berkisar Rp 20 juta. Untuk memodifikasi, dia sudah tak ingat pasti berapa uang yang dikeluarkan.

“Mungkin kalau total modif, bisa ada hampir Rp 10 juta, dan semua sepeda saya modif. Tujuannya memang ada kesenangan dan kepuasan dari situ,” ungkapnya.

Meski sering memodifikasi sepedanya, komponen yang tidak lagi terpakai bagi Satria, kembali diuangkan. Jadi dia tidak merasa rugi sedikitpun.

Apalagi melihat animo masyarakat di Kabupaten Berau semakin banyak peminat sepeda. Jika komponen dan aksesoris lama tidak dijual oleh Satria, bisa menjadi satu buah sepeda lagi.

Selama menggunakan sepeda lipat, Dia mengaku tidak mengambil medan yang jauh. Hanya digunakan pada rute kota. Biasanya juga untuk pergi ke kantor. Bersepeda paling hanya menghabiskan waktu 1-2 jam sepulang kerja. Kadang juga mengikuti night riding dengan komunitas Berau Sepeda Lipat (BerSeLi).

“Saya sih ada keinginan untuk bersepeda di Samarinda dan Maratua. Kalau sepeda lipat ini bisa dibawa kemana-mana,” tutupnya. *RAP/APP

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: