Gelombang Besar, Nelayan Terpaksa Jadi Kuli Bangunan

Gelombang Besar, Nelayan Terpaksa Jadi Kuli Bangunan

Nelayan di Desa Api-Api menunjukan kapal miliknya yang terpaksa harus diparkir karena istirahat melaut. (Sayid/diswaykaltim.com) Penajam, DiswayKaltim.com - Besarnya gelombang akibat angin selatan saat ini berdampak besar terhadap penghasilan nelayan di Penajam Paser Utara (PPU). Bahkan untuk sementara para nelayan terpaksa beralih mata pencaharian. Sebagian nelayan yang tidak dapat menyesuaikan alat tangkap terpaksa istirahat melaut, dikarenakan keterbatasan biaya untuk membeli alat tangkap. Adi, salah satu nelayan bagang (alat tangkap ikan tradisional) di Desa Api-Api, Kecamatan Waru mengungkapkan saat ini kapal yang digunakanya terpaksa diparkir di daratan. Pasalnya, alat tangkap bagang miliknya telah runtuh akibat besarnya gelombang. “Bagaimana mana mau melaut mas, bagang sudah runtuh. Mau pake alat tangkap apa kita,” ucapnya ketika ditemui DiswayKaltim.com, Senin (12/8/2019). Dirinya mengatakan bahwa, di desanya yang sebagian besar nelayan bagang terpaksa istirahat dan mencari mata pencaharian lain. “Kita enggak ada modal beli alat tangkap lain mas. Sebagian nelayan di sini ada yang kerja jadi kuli bangunan biar asap dapur ngebul. Dulu di sini ada 21 bagang sekarang tinggal delapan, yang punya bagang juga mau melaut enggak bisa karena besar gelombang,” ujarnya. Hal serupa juga dikatakan Jamil Milu, nelayan pancing di Kelurahan Penajam, Kecamatan Penajam yang saat ini beralih menjadi kuli bangunan. “Gede gelombang mas, mana cuaca engga nentu ya sekarang kita cari kerjaan lain untuk kebutuhan hidup,” tuturnya. Menurut informasi di lapangan kondisi tersebut terjadi sejak empat bulan lalu. Para nelayan baik di Kecamatan Waru maupun Penajam berharap pemerintah daerah dapat membantu nelayan dan memberikan alat tangkap alternatif yang tidak melanggar aturan. “Sebenarnya pengen mendogol, kita juga enggak bisa beli alat tangkapnya, lagi pula itu alat tangkap yang dilarang. Kita itu berharap pemerintah bisa kasih solusi,” tutup Milu. Besarnya gelombang saat ini tidak hanya meruntuhkan bagang milik nelayan namun juga alat tangkap tradisional lainnya dan merusak rompong (rumah-rumah ikan yang dibuat nelayan). Belum diketahui pasti kondisi cuaca yang tak bersahabat tersebut akan berakhir.(k/syd/eny)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: