Titik Terang Pembangunan Bendungan Telake, Mulai Sosialisasi Persiapan Lahan

Titik Terang Pembangunan Bendungan Telake, Mulai Sosialisasi Persiapan Lahan

Lebih lanjut, lokasi fisik bendungan bakal ada di wilayah Kabupaten Paser. Hanya sebagian di wilayah Kabupaten PPU. Yaitu saluran irigasinya. Namun untuk penerima manfaat, areal pertanian yang bisa dialiri, ada di wilayah Kabupaten PPU.

Dalam Detail Engineering Design (DED) proyek, diperkirakan bendungan ini mampu mengaliri hingga 21.000 hektare areal persawahan. Luasan areal bendungan hanya 5 hektare. Tapi total lanjang irigasi diperkirakan mencapai 10 sampai 15 kilometer.

Jika dimulai tahun depan, maka target rampung pengerjaan tahun 2025. Empat tahun proses pengerjaan. "Tapi saat ini baru tahap awal. Pendataan untuk pembebasan lahannya dulu," kata Pejabat Pembawa Komitmen Bidang Irigasi dan Rawa BWS Wilayah III Kalimantan, Eddy Syofiansyah.

Tahap awal fokus pada luasan lahan yang akan dibebaskan sekira 74 hektare. Selanjutnya tambahan sekira 140 hektare. Total keselurahannya 214 hektare. Mencakup areal bendung sekira 5 hektare.

Eddy menguraikan, mekanisme bendung ini ialah dengan meninggikan muka air Sungai Telake. Agar bisa mengalir ke areal persawahan. Jadi tinggi muka air akan diatur, disesuaikan dengan elevasi sawah.

Bentuknya nanti, akan ada perluasan daerah aliran sungai (DAS). "Kita akan memotong sungai. Sungai kita bendung untuk meninggikan muka air. Lalu akan ada siring di bagian kanan dan kirinya," bebernya.

Selain itu, juga akan dibangun saluran-saluran irigasinya. Tapi tidak keseluruhan. Kata Eddy, sebagian wilayah di Kabupaten PPU telah ada saluran irigasinya. "Sudah eksisting. Jadi tinggal dilakukan rehabilitasi saja," sebutnya.

Untuk anggaran, tentu ada pengaruh adanya rasionalisasi alokasi untuk penanganan COVID-19. Jadi masih dalam pembahasan ke pemerintah pusat.

Diperkirakan usulan yang dialokasikan total mencapai sekira lebih dari Rp 1 triliun. Di antaranya dialokasikan untuk pembangunan fisik bendung. Sekira Rp 800 miliar.

"Saat ini masih dalam pembahasan ke KemenPUPR. Untuk anggaran pembebasan lahan masih menunggu hingga tahap appraisal. Kemungkinan keseluruhan mencapai lebih Rp 1 triliun," tutupnya.

Terpisah, warga menyambut baik hadirnya kegiatan ini. Pasalnya ini telah lama dinanti masyarakat yang mayoritas merupakan petani. Salah satunya Ahmad. Ia merupakan warga RT 6 Kelurahan Long Kali. Yang turut hadir di antara ratusan warga lainnya. Diperkirakan rumahnya turut akan dibebaskan.

"Kalau saya mendukung saja. Ini sudah lama kita tahu, tapi mungkin sekarang sudah serius mau dibangun," ungkapnya.

Ia berprofesi sebagai petani. Masalah utamanya, serupa dengan masalah petani Kaltim pada umumnya. Kebutuhan air. Ia mengandalkan hujan. "Kami setahun baru sekali panen. Jadi kalau bendung ini jadi, mudah-mudahan masalah kami bisa teratasi," katanya.

Ada juga Diana. Dia warga RT 7 di kelurahan yang sama. Turut mendukung. Tapi dengan catatan. Harga ideal untuk lahan milik mereka. "Ya yang pasti harus cocok. Yang penting tidak ada yang dirugikan. Kami tidak ada masalah," tutupnya. (rsy/eny)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: