Suka Tantangan dan Pacu Adrenalin, Pilih Enduro

Suka Tantangan dan Pacu Adrenalin, Pilih Enduro

Maskur bersama sepeda kesayangannya jenis Enduro, yang berharga sekira Rp 60 juta.

Tanjung Redeb, Disway - Nama Maskur Rahman (38) tak asing bagi goweser di Kabupaten Berau. Sejak kecil hingga sekarang, hidupnya tak bisa jauh dari sepeda, bahkan sudah jadi sumber penghasilan. Dia, mendefinisikan diri sebagai si fanatik Enduro.

Menjelang siang hingga sore hari, Maskur lebih banyak beraktivitas di bangunan yang sering diberi label

“bengkel sepeda” di Jalan Pulang Panjang, Tanjung Redeb.

Pagi hari, ketika aktivitas masih sunyi, Dia bersama sepeda jenis enduro Thrill ricocet 160 miliknya, menjajah trotoar-trotoar dalam kota. Maskur mengibaratkan trotoar seperti barbel. “Saat saya lompat-lompat dan atraksi di sana (trotoar), saya melatih beban sepeda,” katanya berbincang dengan Disway Berau, Selasa (21/7).

Berangkat dari hobinya pada BMX Cross, yang kemudian membuatnya menyukai sepeda Enduro.

Menurutnya, kedua sepeda itu adalah sepeda yang bisa memacu adrenalin. Karena Maskur bermain sepeda untuk mendapatkan tantangan tersendiri guna melatih fisik. Walaupun, sisi negatif dari sepeda Enduro dan medan yang ditempuh harus berurusan dengan keselamatan diri.

Sudah mematenkan bahwa sepeda adalah gaya hidup, Dia tak segan merogoh sejumlah dana untuk investasi pada sepeda Enduro miliknya.

Thrill ricocet 160 dibelinya sekira Rp 60 juta. Maskur pun menganggap, harga tersebut belum seimbang dengan kefanatikannya.

“Mungkin bagi sebagian orang awam, sepeda harga segitu mahal, tapi sebagian orang juga mikirnya itu murah saja, masih ada sepeda enduro yang kebetulan juga impian, bisa mencapai Rp 250 juta,” ungkapnya.

Namun, jika ditanya perihal keinginan sepeda sekarang, Maskur menginginkan produk lokal Polygon Xquarone seharga Rp 130 juta. Karena cintanya produk lokal.

Di Berau sendiri, penggunaan enduro sangat jarang, hanya 8 orang termasuk dirinya. Lantaran Enduro tidak sesuai dengan jalanan mulus dan lurus. Enduro sesuai dengan jalanan berlumpur dan berkelok, apalagi jika ada medan yang berat dan menanjak. Meski serupa seperti MTB, sepeda enduro lah yang paling memadai untuk medan-medan berat dalam bersepeda.

Jika tidak bisa mengendalikan sepeda enduro, maka risiko penggunaannya akan besar. Jika biasanya sepeda yang menyesuaikan tubuh, begitupun juga dengan enduro, namun sang rider harus punya fisik dan kemampuan yang memadai.

“Bisa sih enduro dipakai gowes biasa, tapi berat. Kalau niatnya mau cari keringat bisa digunakan di medan yang biasa,” katanya.

Selain aktif di pagi hari untuk latihan beban sepeda, biasanya setiap seminggu sekali, mantan peserta kejuaran nasional 2010 IDH kelas Man Young ini, bersama pengguna enduro lainnya berlatih di daerah gunung seperti di Taman Ria, atau di Lamin, Teluk Bayur.

Sebagai si fanatik enduro, Maskur tidak segan untuk mencoba sepeda jenis MTB dan sepeda lipat hingga road bike. Sepeda lain miliknya yaitu Polygon Cascade 4.0, Polygon lipat Bike to Work dan Giant TCR XC.

Rekor terjauh perjalanan gowes sepeda Maskur adalah rute Berau menuju Surabaya. Melewati pulau, perjalanan itu dia tempuh selama 2 minggu.

Meski harus terputus dengan menyeberang jalur laut. Jauh perjalanan itu dia tempuh untuk melamar istrinya.

“Memang saya hidupnya tidak pernah lepas dari sepeda, rezeki saya juga semuanya dari sepeda,” katanya.

Namun untuk rute sekitar Berau bisa mencapai Bidukbiduk, Tanjung Batu hingga Tanjung Selor. */rap/app

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: