Memungkinkan, Siapa Calonnya?

Memungkinkan, Siapa Calonnya?

Grafis

Tanjung Redeb, Disway – Poros tengah di bursa pemilihan kepala daerah (Pilkada) Bumi Batiwakkal, masih memungkinkan terbentuk. Meskipun relatif kecil, setelah sejumlah partai politik bermanuver dan dikabarkan sudah berkoalisi.

Saat ini, sudah ada dua pasangan bakal calon kepala daerah yang hampir dipastikan bertarung di pesta demokrasi 9 Desember mendatang, yakni Seri Marawiah-Agus Tantomo. Mereka diusung Partai Golkar, NasDem, dan Hanura. Lalu, Muharram-Gamalis yang dijagokan PKS dan PPP. Belakangan, pasangan tersebut mengklaim telah mendapatkan tambahan kekuatan mesin partai pendukung.

Sebelumnya, PDIP dan Gerindra saling memberikan isyarat untuk berkoalisi di pilkada 2020, dengan membangun poros tengah dan membuka ruang komunikasi politik. Sementara PAN, Demokrat dan Gelora belum menentukan arah politik

Ketua DPD PAN Berau, Mulyadi menegaskan, hingga kini, partainya belum menentukan arah politik di pilkada Berau. Partai binaan Zulkifli Hasan ini, dikatakannya memiliki mekanisme tersendiri dalam menentukan sikap momen-momen politik, mulai pileg, pilkada hingga pilpres.

“Saya rasa semua partai sama, karena sudah menjadi aturan. Meski daerah dapat memberikan rekomendasi dukungan, tetap SK (surat keputusan) berada di pusat,” katanya saat berbincang dengan Disway Berau, Selasa (21/7) kemarin.

Apalagi, lanjut Mulyadi, kontestan politik belum bersifat final. Tidak menutup kemungkinan muncul calon alternatif. Mengingat, masih tersedia 9 kursi untuk membangun poros tengah, yakni seperti PDIP (3 kursi),
Demokrat (3 kursi), Gerindra (2 kursi) dan PAN (1 kursi). Hingga kini, empat partai politik belum menentukan arah dukungan politik di pilkada 2020.

“Politik sifatnya dinamis. Saya katakan hitungan detik dapat berubah, bukan hitungan hari atau bulan. Itulah alasan kami belum menentukan arah politik. Muncul poros tengah bisa saja terjadi,” jelasnya.

Saat ini, pihaknya masih mengamati dinamika politik untuk menentukan langkah dukungan PAN. Paling lambat, keputusan menjelang deklarasi pasangan calon.

Bahkan, Mulyadi masih optimistis maju pencalonan kepala daerah. Jika ditanya apakah PAN telah melakukan komunikasi politik dengan kandidat pasangan calon maupun partai politik? Dia mengatakan, tentu ada, namun belum bersifat formal.

“Komunikasi pasti ada, setiap bertemu peserta maupun partai politik. Dan saya mengatakan ke semua, insya Allah PAN mendukung. Karena keputusan di DPP, kami hanya melaporkan perkembangan di Berau saja,” pungkasnya.

Sementara, DPD Partai Gelora Berau, M Yunus mengungkapkan, sejatinya elit politik menginginkan terbangungnya poros tengah, sebagai penyeimbang berjalannya demokrasi di Bumi Batiwakkal. Dengan tujuan, agar tidak terjadi perpecahan masyarakat akibat berbeda pandangan dan pilihan.

“Siapun pemenangnya itu urusan masyarakat. Kalau ada tiga, ada pilihan dan masyarakat tidak terpecah. Itu saya melihat secara politik,” ujarnya.

Namun, melihat peta politik saat ini tidak ada kemungkinan membangun poros tengah. Meski sisa kursi partai politik masih mencukupi. Yang menjadi pertanyaan, siapakah figur yang akan diusung maju sebagai pasangan kepala daerah.

“Kalaupun dipaksa ke arah poros tengah, sudah tidak mungkin. Tapi lihat perkembangan sepekan, apakah partai yang free (bebas) sudah menentukan dukungan atau belum. Biar waktu yang menentukan,” sebutnya.

Terkait arah dukungan Gelora di Pilkada, Yunus mengungkapkan, telah menentukan arah politik partainya di pilkada. Siapakah pasangan calon yang dimaksud, masih digenggam erat dan dirahasiakan.

“Akhir bulan baru kami beberkan. Intinya, jika hanya ada dua kontestan, pasti salah satunya. Tidak mungkin keduanya,” ujarnya.

Demokrat salah satu partai yang belum menentukan arah, namun saat dikonfirmasi belum merespons.

Sebelumnya diketahui, PDIP berencana membangun poros tengah dengan mendorong kadernya Laode Muhu Maddin maju di pilkada Berau.

Sementara, Gerindra kembali membuka peluang koalisi setelah rekomendasi ditarik akibat Muharram-Syarifatul Syadiah (Muri) resmi berpisah.

Ketua DPC PDIP Berau, Atilagarnadi membenarkan, partainya akan membangun poros tengah dengan mengusung kader sendiri dalam kontestasi politik lima tahun. Kader yang diusung partai binaan Megawati Soekarnoputri ini, yakni Sekjen DPC PDIP Berau Laode Muhu Maddin.

“Benar, kami mengusung kader sendiri di pilkada,” katanya, Minggu (19/7).

Ditanya pasangan dan partai yang akan berkoalisi dengan PDIP di pilkada?

Gatot menjawab, masih dirahasiakan. Menurutnya, kehadiran poros tengah akan membuat kontestasi politik di Kabupaten Berau semakin seru dan tidak panas.

“Sudah ada (pasangan dan partai koalisi), akan kami beberkan pada waktunya,” terangnya.

Sementara, Kader PDIP Laode Muhu Maddin saat dikonfirmasi mengutarakan, diusungnya dirinya maju di pilkada merupakan ide dan gagasan partai buntut kondisi politik yang dinamis. Tujuannya, agar perjalanan demokrasi di Kabupaten Berau dapat berjalan sesuai koridor.

“Kalau saya, tidak ada istilah maju atau tidak, siap atau tidak. Seorang kader partai, di mana ada perintah dan petunjuk selama kita loyal dengan partai, harus dilaksanakan,” tegasnya.

Lanjut Laode, politik itu sederhana, tergantung situasi dan kondisi (Sikon).

Semakin dinamis politik, ruang hak masyarakat untuk menyalurkan ide dan gagasan semakin terbuka lebar. Sebab, dinamika politik di Berau sangat berbeda dengan 15 tahun lalu. Saat itu, bebicara politik sangat kaku dan dibayangi rasa ketakutan.

“Inilah yang PDIP coba buka, memberi kebebasan masyarakat untuk menyampaikan aspirasi dan pandangan dunia politik. Memberikan ruang seluas-luasnya untuk memilih pemimpin,” tuturnya.

Dia menegaskan, bukan berarti PDIP berambisi atau tidak memiliki pendirian, tetapi menghargai dinamika politik agar masyarakat diberikan ruang berpartisipasi dan berinteraksi. Sejauh ini, dinamika politik masih berproses dan belum final, perkembangan peta politik masih berubah-ubah.

Jika ditanya PDIP mengusung kader sendiri atau menjadi partai pendukung, belum bisa dipastikan. Politik saat ini masih “tarik tambang”, bisa berubah tiap waktu, bahkan tiap detik. Sehingga, kata dia, masih ada ruang terbentuknya peserta politik di pilkada.

“Adakah jalan partai berkoalisi lagi atau sudah final, atau partai yang sudah mengusung dua paket ini sudah melakukan komunikasi dengan partai pusat sebagai bentuk dukungan. Semua sikon yang menentukan, finalnya di KPU nanti,” pungkasnya.

Sementara, Sekretaris DPC Gerindra Berau, Feri Kombong menyampaikan, rekomendasi yang diberikan kepada pasangan Muri dikembalikan ke DPP Gerindra, setelah Kader Partai Golkar batal bertarung sebagai wakil bupati mendampingi Muharram.

“Otomatis rekom itu batal, salah satunya mundur dan calon baru tidak tertulis. Dan hal itu telah kami laporkan ke DPP,” katanya.

Sebagai tindak lanjut, pihaknya diminta untuk mengumpulkan data koalisi, hasil survei dan komunikasi poltik dengan sejumlah calon kepala daerah yang akan bertarung di pilkada 2020. Dokumen itu, akan dijadikan pedoman DPP Gerindra untuk menentukan arah koalisi partai.

Jika ditanya apakah ada peluang rekomendasi berubah, Feri mengungkapkan, bisa saja berubah. Karena, pintu terbuka lebar bagi calon maupun partai melakukan komunikasi politik memperoleh dukungan Partai Gerindra.

“Saat ini, kami mempersiapkan berkas-berkas yang diminta DPP. Artinya selama belum ada rekomendasi, komunikasi masih terbuka, siapa saja bisa merapat,” pungkasnya. */jun/app

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: