Rakit untuk Kenyamanan, Spare Part dari Luar Negeri

Rakit untuk Kenyamanan, Spare Part dari Luar Negeri

Muhammad Ector merakit dan memodifikasi sepedanya agar nyaman digunakan, atau menyesuaikan kebutuhan.

Tanjung Redeb, Disway - Sejak 2018 hingga sekarang, Muhammad Ector (50) tidak lepas dari dunia sepeda. Lama mencari sepeda yang cocok untuk menunjang hobi, akhirnya berlabuh pada jenis road bike.

Jika diberi pertanyaan perihal hobi, jawaban pria yang bertempat tinggal di Perumahan Berau Indah Tanjung Redeb ini, adalah olahraga. Jauh sebelum aktif bersepeda, dirinya aktif di olahraga lari, tenis maupun renang.

Mengingat umur yang sudah tidak bisa lagi mengeluarkan energi yang maksimal, itulah yang melatarbelakangi Ector untuk berlabuh pada sepeda.

Dalam dua tahun, Ector sudah merasakan jenis sepeda, seperti mountain bike, sepeda lipat juga road bike. Meski, pada akhirnya merasa nyaman dengan road bike.

Koleksi road bike miliknya, yaitu Cyclo Cross Marin Bikes California, Gravel Bikes Polygon Cozmic CX 4.0, Gravel Touring Polygon Primer 4, dan S-Works Man Tarmac SL6.

“Saya beralih ke sepeda, karena efisien tenaga. Kalau lari sudah tidak disarankan usia di atas 45 tahun. Detak jantungnya tidak bisa stabil walaupun tenaga masih kuat untuk olahraga yang berat,” jelas pria yang bekerja di salah satu perusahaan tambang di Berau.

Karena olahraga adalah sebagian dari hobi, dan demi kesehatan, tentu Ector mencari sepeda terbaik. Karena tujuan olahraganya adalah mengeluarkan energi sedikit, namun mendapatkan manfaat sebanyak-banyaknya. Jadi, dia memilih mengaplikasikan teknologi untuk merakit sepeda miliknya.

Ector mengakui, mengikuti hobinya sedikit sangat absurd. Bahkan menerapkan weight weenies untuk sepeda yang dimilikinya. Weight weenies adalah istilah bagi sekumpulan orang yang menanamkan pakem meringankan berat sepeda, seringan mungkin.

Untuk sepeda yang sering digunakannya sekarang adalah road bike S-Works Man Tarmac SL6. Tidak langsung berbentuk utuh, dirinya merakit sepeda tersebut untuk mencapai kenyamanan tersendiri, dan sesuai dengan bentuk tubuhnya.

Salah satu komponen sepeda yaitu frame. Harga frame S-Works Man Tarmac SL6 berkisar antara Rp 60-80 juta.

Untuk merakit sepeda tersebut, Ector dibantu teknisi di Berau. Bahkan di bike shop, perlu mengukur berat badan, agar dapat menyesuaikan dengan sepeda.

”Seperti sedang menjahit baju. Setelahnya saya tambahi komponen sepedanya satu persatu dan dimodifikasi. Sulitnya itu komponen sepeda lainnya tidak ada di Indonesia, harus cari dari luar,” ungkapnya.

Berat sepeda terendah miliknya yaitu 6,1 kilogram, dan Ector bakal tak mencari berat terendah lagi. Menurutnya, itu sudah cukup ringan. Dengan ukuran yang tepat, itulah yang membuat bersepeda tidak perlu mengeluarkan banyak tenaga.

“Jadi kalau ada yang berpikir di usia saya masih kuat untuk bersepeda, itu karena ada pemanfaatan teknologi. Bukan karena fisiknya kuat,” ungkapnya.

Selain pemanfaatan teknologi, sepeda jenis road bike paling cocok digunakan untuk jalanan aspal seperti di Berau. Menurutnya akan sulit jika menggunakan sepeda seperti jenis Mountain Bike.

Sebab Ector memang bersungguh-sungguh berinvestasi untuk kesehatan, road bike lah yang cocok pula untuk olahraga. Sepeda road bike mengharuskan untuk tetap fokus saat mengemudikannya. Tidak bisa bersantai ataupun menjadikan sepeda ini untuk ajang bersepeda santai.

“Kadang ada persepsi kalau naik sepeda road bike ini sombong, kalau ditegur tidak lenggak-lenggok, padahal kita harus fokus, karena ban nya ini kecil dan diterpa angin sedikit saja bisa oleng,” jelasnya.

Jarak terjauh yang pernah Ector tempuh yaitu sekiranya 100 kilometer, mungkin kedepannya bisa lebih jauh. Tapi tetap, Ector berolahraga untuk mendapatkan kesehatan untuk diri sendiri.

Dalam satu minggu, hanya hari Jumat jadwal yang bebas untuk bersepeda, guna melemaskan ototnya, setiap pagi sebelum menuju kantor. Dan waktu itu tidak pernah terasa cukup baginya. Selama pandemik, Ector mengakui lebih sering bersepeda di dalam rumah dengan Roller Trainer dengan menggunakan aplikasi Zwift.

“Selain saya juga mengharapkan sehat, saya juga buat senang-senang dengan aplikasi itu. Bahkan bisa sama-sama dengan orang di seluruh dunia dari aplikasi itu. Menghindari risiko penyebaran juga,” tutupnya. */RAP/APP


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: