PMA Kuartal Pertama Turun

PMA Kuartal Pertama Turun

Kasi Pengendalian dan Pemantauan Investasi Penanaman Modal DPMPTSP Berau, Supratman menunjukkan data realisasi investasi kuartal pertama di Bumi Batiwakkal.

Tanjung Redeb,Disway – Data Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Berau, realisasi investasi kuartal pertama tahun 2020 tumbuh dengan baik, walaupun realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) mengalami penurunan.

Kasi Pengendalian dan Pemantauan Investasi Penanaman Modal DPMPTSP Berau, Supratman menyebut, pencapaian realisasi investasi berdasarkan dari perhitungan laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) secara online di 2020, yakni realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Rp 1,88 triliun, dan untuk Penanaman Modal Asing (PMA) sebanyak 1,6 juta dolar AS. Realisasi kuartal pertama termasuk yang terbesar dibandingkan kabupaten lain di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim).

Lanjutnya, pada 2019 lalu, realisasi kuartal pertama untuk PMDN sebesar Rp 1,58 triliun dan PMA sebanyak 5,7 juta dolar AS. Dibandingkan dengan 2020, terjadi peningkatan realisasi pada PMDN dan penurunan yang cukup signifikan pada PMA. Sementara dalam satu tahun realisasi PMDN 2019 sebesar Rp 3,15 triliun dan PMA sebesar 144 juta dolar AS.

“Biasanya kuartal pertama PMA lebih tinggi dibandingkan PMDN untuk awal tahun. Untuk kuartal kedua belum bisa kami hitung karena akan muncul di awal Agustus nanti. Kuartal kedua jadi harapan,” ujar Supratman, Kamis, (16/7).

Adanya penurunan tersebut, dikatakannya, karena investor asing merasa terkena dampak pandemik COVID-19, ada perlambatan ekonomi salah satu negara investor di Berau, yaitu Jerman dan Singapura.

Kemudian, berdasarkan sektor usaha, untuk realisasi PMDN kuartal pertama menunjukkan sub sektor di bidang perkebunan hampir sekira 50 persen. Kemudian disusul dengan sektor pertambangan, industri makanan dan industri mineral. Dan sektor terakhir yaitu perhotelan dan resort. Dengan total 28 proyek.

“Kalau untuk realisasi PMA, sektornya sama saja, hanya lebih unggul di pertambangan dan perkebunan. Tapi untuk hotel dan resort banyak investor asing yang melirik. PMA totalnya ada 5 proyek,” ungkapnya.

Sedangkan untuk tahun 2020, DPMPTSP menargetkan realisasi mencapai Rp 5 triliun. Angka tersebut bagi Supratman tergolong sulit untuk diraih. Karena sebelumnya pernah menargetkan hingga Rp 6,08 triliun.

“Sulit saya katakan mencapai realisasi di angka Rp 4 triliun, kecuali banyaknya investor baru yang masuk, tapi belum pasti juga mereka punya realisasi,” katanya.

Selain itu, kendala yang kerap ditemui, banyaknya perusahaan yang belum memberikan data Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKMP) sesuai dengan anjuran dan jujur kepada DPMPTSP, sehingga bisa saja angka realisasi dikatakan lesu.

Kendati begitu bisa diatasi sistem jemput bola ke perusahaan, tetapi yang menjadi kendala adalah anggaran yang kurang, serta letak geografis Kabupaten Berau yang tidak bisa dijangkau dengan cepat. Karena kebanyakan perusahaan berada di perkampungan atau pedalaman.

“Apalagi saat ini sedang COVID-19, makin sulit untuk kami temui. Harapannya agar perusahaan juga sadar untuk melapor, karena bisa jadi kita beri teguran langsung,” tandasnya. *RAP/APP


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: