Bankaltimtara

Baca Doa Ini Agar Terhindar dari Musibah dan Hati Jadi Tenang, Lengkap dengan Cara Bacanya

Baca Doa Ini Agar Terhindar dari Musibah dan Hati Jadi Tenang, Lengkap dengan Cara Bacanya

Ilustrasi berdoa.--

Tapi ketika Ummu Salamah mengamalkan doa tersebut, Allah menggantikan suaminya dengan seseorang yang jauh lebih mulia, yakni Rasulullah sendiri.

Pesan spiritualnya jelas: siapa yang rida pada takdir dan tetap berharap kebaikan dari Allah, maka Allah tidak akan mengecewakannya. Bukan berarti orang yang berdoa akan selalu diganti dengan sesuatu yang lebih besar secara materi.

Yang dimaksud “yang lebih baik” bisa berupa keimanan yang menguat, pintu keberkahan yang terbuka, pengganti dalam bentuk keluarga, rezeki, ketenangan, atau hikmah yang pada waktunya akan tampak.

Cara Membaca Doa agar Mendapat Ketenangan Jiwa di Tengah Musibah

Satu hal yang sering luput dari perhatian ialah bahwa doa ini tidak hanya cukup dibaca dengan lisan. Imam Ibn ‘Allân dalam Dalîlul Fâliḥîn li Ṭuruqi Riyâḍiṣ Shâliḥîn menegaskan bahwa keutamaan besar dari doa ini hanya akan diperoleh bila seseorang mengucapkannya dengan hati yang benar-benar rida terhadap ketentuan Allah. Beliau menulis:

"Keutamaan ini tidak akan diperoleh kecuali oleh orang yang mengucapkannya dengan kejujuran dan hati yang rida; bukan yang mengucapkannya sambil menentang takdir atau dalam keluh kesah.” (Dalîl al-Fâliḥîn li Ṭuruqi Riyâḍuṣ-Shâliḥîn, Muhammad bin ‘Allân, Beirut: Dâr al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1997, Juz 6, hlm. 221).

Dengan kata lain, cara membaca doa ini memiliki adab batin yang perlu diterapkan dan terpatri dalam hati terlebih dahulu. Berikut di antaranya,:

Pertama, ucapkan “Inna lillah wa inna ilaihi raji'un” dengan kesadaran penuh bahwa ini bukan sekadar dzikir, tetapi pernyataan iman bahwa kita, harta kita, keluarga kita, dan seluruh kehidupan ini adalah titipan Allah.

Kedua, pengakuan bahwa Allah tidak menurunkan musibah tanpa hikmah. Musibah bukan hukuman, tetapi bagian dari ketetapan ilahi yang membawa konsekuensi pahala dan penghapusan dosa.

BACA JUGA:Benarkah Politik Balas Budi Haram dalam Islam? Begini Penjelasannya

Ketiga, menyandarkan harapan kepada Allah semata, bukan pada makhluk. Karena kalimat “wa akhluf lî khayran minhâ” (dan gantilah untukku dengan yang lebih baik darinya) adalah bentuk optimisme iman.

Sebab, seburuk apa pun keadaan, Allah dapat menggantinya kapan pun dengan yang lebih baik.

Keempat, jangan terburu-buru menafsirkan musibah. Mengingat, sering kali yang kita lihat bahwa Allah menyimpan kebaikan bertahun-tahun sebelum akhirnya tampak, walaupun harus melalui berbagai kondisi yang secara lahir buruk.

Karena itu, sikap tergesa-gesa menilai keadaan hanya akan membawa kekecewaan. Doa ini bukan hanya untuk mereka yang kehilangan orang, tetapi untuk semua bentuk musibah: bencana alam, hilangnya harta benda, penyakit, keterguncangan emosi, kehancuran usaha, kehilangan pekerjaan, kekecewaan mendalam, hingga luka batin. Jika direnungkan, doa ini seakan berkata bahwa engkau bisa jadi sedang terluka, tetapi Allah tidak sedang meninggalkanmu.

Hal yang penting digarisbawahi, ketenangan jiwa lahir ketika kita menerima bahwa hidup ini bukan tentang apa yang hilang dari kita, tetapi tentang apa yang diberikan Allah sebagai gantinya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: