Bankaltimtara

Meskipun Jadi Kontroversi, Para Pembalap Top MotoGP Kompak Dukung Aturan Tekanan Ban

Meskipun Jadi Kontroversi, Para Pembalap Top MotoGP Kompak Dukung Aturan Tekanan Ban

Para pembalap papan atas MotoGP kompak ingin mempertahankan aturan tekanan ban yang kontroversial.-(Foto/MotoGP)-

BACA JUGA: Sejumlah Nama Besar Tidak Ada di Skuad ASEAN All Stars vs MU, Termasuk Wakil Indonesia

Hal senada disampaikan oleh Alex Marquez, rival terdekat Marc di klasemen sementara MotoGP 2025. 

“Mungkin bisa saja persentasenya sedikit disesuaikan, tapi ini adalah aturan untuk semua pembalap. Soal keadilan, detail seperti ini tetap dibutuhkan,” ujarnya.

Francesco Bagnaia menyampaikan bahwa meskipun tekanan ban dulu lebih rendah, batas saat ini masih tergolong wajar. 

“Aturan adalah aturan, dan kita harus berada di atas batas yang ditentukan Michelin demi keselamatan. Dulu kami balapan dengan tekanan lebih rendah, tapi saya rasa batas di Qatar itu sudah cukup rendah. Dalam kondisi seperti itu, batas itu bisa tetap dipertahankan tanpa mengorbankan performa, dan balapan bisa terus berjalan seperti sekarang.”

BACA JUGA: Mesin V4 Yamaha Mulai Diuji di Eropa, Bukan Fabio Quartararo yang Menunggangi

Maverick Vinales sendiri mengaku tak terlalu kecewa, meski mengakui bahwa penalti yang ia terima di Qatar muncul akibat situasi tak terduga saat memimpin balapan. 

“Masalahnya, kami mengatur tekanan ban untuk balapan dalam kelompok, tapi setelah empat lap saya malah di depan sendiri. Kami tidak menyangka itu terjadi,” ungkap Vinales.

Ia juga mengungkapkan upayanya meniru strategi Marc Marquez di Thailand, yaitu membiarkan pembalap lain lewat agar tekanan ban kembali naik, namun gagal. 

“Saya coba lakukan seperti Marc di Thailand, membiarkannya lewat, tapi dia langsung melaju! Dia terlalu cepat.”

BACA JUGA: Pedro Acosta Kritik Aturan 'Perampas' Podium Vinales di MotoGP: Kami Bukan Peramal Suhu Lintasan

Vinales menekankan bahwa ban bertekanan rendah justru tidak memberi kenyamanan atau keuntungan. 

“Hukumannya 16 detik, tapi itulah aturannya. Kita harus tetap dalam batas tekanan yang ditentukan. Kalau hukumannya cuma empat detik, orang mungkin akan lebih berani ambil risiko. Padahal, balapan dengan ban tekanan rendah sama sekali tidak nyaman.”

Tanpa ada penolakan serius dari para pembalap dan tim, aturan ini tampaknya akan terus diberlakukan hingga MotoGP beralih ke pemasok ban baru, Pirelli, pada tahun 2027.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait