Bankaltimtara

2 Pengurus Pesantren di Balikpapan Diduga Melakukan Pelecehan Seksual Terhadap Santri

2 Pengurus Pesantren di Balikpapan Diduga Melakukan Pelecehan Seksual Terhadap Santri

Ilustrasi.-Gety Images-

BALIKPAPAN, NOMORSATUKALTIM - Dugaan kekerasan seksual terhadap santri kembali terjadi di lingkungan pendidikan keagamaan.

Dikabarkan, 2 pengurus sebuah pondok pesantren di Kecamatan Balikpapan Utara ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus sodomi terhadap santri yang masih di bawah umur.

Penetapan tersangka dilakukan setelah Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satuan Reserse Kriminal Polresta Balikpapan setelah memeriksa sejumlah korban dan saksi terkait dengan dugaan tindak pidana tersebut.

"Sudah kami tetapkan dua orang tersangka, yaitu pria berinisial H (22) dan satu orang lainnya yang masih berusia 16 tahun," kata Kanit PPA Polresta Balikpapan, Ipda Sultan, Sabtu 19 Juli 2025.

BACA JUGA: Guru Ngaji di Berau Ditangkap Polisi setelah Kepergok Lecehkan Santriwati di Rumahnya

BACA JUGA: Ustaz Pesantren di Samboja Diduga Lecehkan Santriwati, Paksa Buka Pakaian dengan Ancaman Pengucilan

Tersangka berinisial H diketahui berperan sebagai pengajar dan pengasuh di pesantren tempat kejadian berlangsung. Sedangkan pelaku berusia 16 tahun merupakan santri senior yang juga tinggal di lingkungan asrama.

Keduanya diduga memanfaatkan posisi dan kedekatan mereka dengan korban untuk melakukan perbuatan menyimpang secara berulang.

"Kalau H ini ustaz, pengajar sekaligus pengasuh. Sedangkan satu pelaku lainnya adalah santri senior," terang Sultan.

Menurut keterangan penyidik, proses pemeriksaan dilakukan secara bertahap untuk memastikan validitas pengakuan korban dan kecocokan dengan bukti yang tersedia.

BACA JUGA: Dua Oknum Guru Honorer di Samarinda Dipenjara karena Dugaan Pelecehan Seksual Terhadap Muridnya

BACA JUGA: Sempat DPO, Pelaku Pencabulan Anak di Bawah Umur Berhasil Ditangkap Kejari Samarinda

Hingga saat ini, pihak kepolisian belum merinci jumlah pasti korban, namun penyelidikan disebut masih terus berjalan untuk menelusuri kemungkinan adanya korban lainnya.

"Kami terus lakukan pengembangan, termasuk untuk mendalami berapa jumlah korban sebenarnya," sebutnya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait