Bankaltimtara

Masuki Musim Kemarau, BPBD Bontang Antisipasi Potensi Karhutla

Masuki Musim Kemarau, BPBD Bontang Antisipasi Potensi Karhutla

Ilustrasi karhutla di Bontang. -istimewa-

BONTANG, NOMORSATUKALTIM - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan minta masyarakat waspada. Bumi Etam mulai memasuki musim kemarau.

Artinya ancaman kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) mulai menghantui. Semua daerah pun melakukan mitigasi bencana. Salah satunya Bontang.

Bencana yang selalu terjadi saat musim kemarau datang adalah karhutla (kebakaran hutan dan lahan).

Sepanjang tahun lalu, berdasarkan catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bontang, ada 40 kasus kebakaran hutan dan lahan. Titik terbanyak ada di daerah Bontang Lestari, sebanyak 30 titik.

Akibat sejumlah kasus karhutla tersebut, BPBD mencatat sekitar 151,6671 Hektar (Ha) lahan di Kota Taman ludes terbakar.

“Bencana yang selalu terjadi setiap kemarau adalah karhutla. Sehingga, sekarang kami sudah sangat siap,” kata Kalaksa BPBD Bontang Usman, Rabu 30 Juli 2025.

Menurutnya, momen kemarau biasanya digunakan oleh masyarakat untuk membuka lahan dengan cara membakar.

“Lahan itu dibakar lalu ditinggal begitu saja oleh masyarakat. Sehingga, apinya terus meluas tanpa ada pengawasan,” terangnya.

Sesuai Permen Lingkungan Hidup 10/2010, pembukaan lahan hanya diperbolehkan dua hektar per kepala keluarga.

Namun, kebijakan ini  semakin memberatkan upaya pengendalian karhutla. Karena tidak ada regulasi terkait tata cara membuka lahan yang aman.

“Kalau masyarakat membuka lahan dengan cara dibakar dan apinya merembet luas, itu berat sekali untuk ditangani. Meski kami sudah dibantu pemadam kebakaran dan TNI. Tapi, tetap saja sulit," tegasnya.

Namun, ia menegaskan, timnya saat ini sudah siap dalam menangani kasus Karhutla.

Saat ini, kekuatan BPBD Bontang sekitar 60 orang. Fasilitas pun perlahan mulai memadai. Apalagi, mereka akan mendapat tambahan satu mobil tangki.

“Selama ini kami punya hanya satu mobil tangki. Itu yang digunakan menampung air. Juga untuk mencari air. Kita akan mendapat unit baru. Dibeli menggunakan APBD Bontang. Harganya sekitar Rp 900 juta-an,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: