Balikpapan, nomorsatukaltim.com - Puluhan aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Balikpapan berunjuk rasa di depan Kantor PDAM Balikpapan, Rabu (15/7). Mereka meminta kejelasan kenaikan tarif air yang melonjak tajam.
Aktivis organisasi kemahasiswaan nasional tertua di Indonesia ini disambut petinggi PDAM. Di antaranya, Dirut PDAM Haidir Effendi, Direktur Teknik Arif Purnawarman, Plt Dirum Arifuddin Harami dan Kabag Hubungan Pelanggan PDAM Nur Hidayah.
Koordinator lapangan aksi tersebut, Rafsyan Hassan menanyakan alasan PDAM menaikkan tarif yang begitu mahal bulan ini. Menurutnya, kenaikan tarif itu harus ada perwakilan masyarakat, dan diatur perwali.
Ia menuntut PDAM merevisi perwali soal PDAM terkait pipa induk yang dibebankan ke masyarakat. Padahal dalam Permendagri pasal 1, 2, 3, dan 17 menjelaskan itu tanggungjawab PDAM.
"PDAM punya dana penyertaan modal, punya keuntungan, mengapa tidak diputar? Masyarakat sudah dibebankan tarif, yang juga jadi akumulasinya," ulasnya.
Rafsyan menyoroti soal perlindungan konsumen. Pasalnya selama ini warga yang mendapatkan air kurang bersih tidak mendapatkan kompensasi apapun dari PDAM.
"Hingga hari ini tidak diatur dengan kualitas air buruk bisa mendapat kompensasi. Kenapa tidak dicantumkan di perwali?" tegasnya.
Dirut PDAM Haidir Effendi mengaku, tarif kelebihan bayar akibat kesalahan pembacaan meteran, maka pelanggan itu diminta melaporkan pengembalian atau kompensasi bulan berikutnya.
"Tapi kalau karena pemakaian di lapangan riil, maka kami tawarkan opsi peringanan dengan cicilan sampai akhir tahun,” jelasnya.
Mengenai permintaan merevisi perwali, Haidir akan menyampaikan itu kepada wali kota.
"Soal usulan itu kami sudah memproses. Bahkan sudah ada usulan perubahan Perda PDAM,” jelasnya.
Haidir memaparkan, Perda PDAM sejak 2010 memang belum berubah. Namun saat ini muncul aturan-aturan baru, yang butuh penyesuaian. Karena kondisi dinamis di lapangan. (bom/hdd)