Tren Gowes di Kaltim Meningkat, Penjualan Sepeda Mengilap

Rabu 08-07-2020,08:20 WIB
Reporter : Yoyok Setiyono
Editor : Yoyok Setiyono

Pesepeda semakin jamak terlihat di jalan-jalan. Baik di Balikpapan, maupun Samarinda. Begitu juga dengan kota-kota besar lainnya.  Pandemi membuat orang semakin sadar pentingnya menjaga kesehatan. Bersepada menjadi pilihan karena dianggap paling aman.

Samarinda, DiswayKaltim.com - Tren bersepeda memang meningkat akhir-akhir ini. Atau sejak pemerintah melonggarkan aktivitas masyarakat di masa COVID-19. Tidak hanya pada akhir pekan, goweser bisa dijumpai di sore hari.  Meningkatnya minat masyarakat, menjadi berkah tersendiri bagi penjual sepeda.

Seperti yang dirasakan salah satu toko sepeda, KJS Bike Shop. Lutfi Nur Sayyidah, Admin KJS Bike Shop menyebut peningkatan penjualan sudah terjadi sejak Maret. Saat pandemi COVID-19 baru mewabah di Kaltim. Ia menyebut, sebelum adanya tren bersepeda di masa COVID-19. Tingkat penjualan sepeda di tokonya cenderung rendah. Per hari hanya laku 1 atau 2 unit. Kadang, bahkan tidak ada pembeli sama sekali.

"Sekarang rata-rata bisa laku 8 sepeda per hari," ujar Vivi, sapaan akrabnya. Saat dikunjungi Disway Kaltim, Senin (6/7).  Ia menyebut, kemungkinan masyarakat bosan berada di rumah. Sehingga aktivitas bersepeda bisa menjadi alternatif hiburan bagi masyarakat. Apalagi, olahraga bersepeda merupakan kegiatan yang tidak melanggar protokol kesehatan. Tidak menimbulkan keramaian, tidak dilakukan banyak orang. Dan bisa mengatur jarak.

Dari penjualan di KJS Bike Shop, Vivi menyebut, sepeda lipat merek pro action menjadi sepeda yang paling dicari saat ini. Dengan harga jual di kisaran harga Rp 1,2 juta hingga Rp 6,2 juta.

Sedangkan untuk sepeda jenis mountain bike (MTB) atau sepeda gunung, merek Polygon tipe Monarch memiliki paling banyak peminat dibanding merek lain. Dengan harga jual Rp 1,8 juta hingga Rp 5 juta juta rupiah.

Selain melayani penjualan sepeda, KJS Bike Shop yang telah berdiri sejak 2016 ini juga melayani jasa perbaikan. Vivi menyebut, pelayanan jasa reparasi juga meningkat. Sejalan dengan peningkatan penjualan.

Terpisah, Toko Mulia Sepeda Samarinda juga mengaku mengalami peningkatan penjualan yang signifikan. "Selama COVID ini tambah ramai. Semakin dicari semakin tinggi harganya," ujar Syifa Azahra, Karyawan Toko Mulia Sepeda Samarinda.

Ia menyebut, sebelum COVID-19 penjualan sepeda kurang dari 20 unit per hari. Tetapi saat pandemi, penjualan meningkat tajam. Bisa 20 hingga 30 unit per hari. Dan itu masih bertahan hingga sekarang.

Toko Mulia Sepeda yang telah berdiri sejak 2006 ini menyediakan berbagai macam jenis sepeda. Mulai dari sepeda untuk anak-anak hingga sepeda dewasa. Sejalan dengan tren gowes, penjualan sepeda untuk orang dewasa meningkat. Terutama jenis sepeda lipat (folding bike) dan sepeda gunung.

Harga sepeda lipat paling murah seharga Rp 2,8  juta hingga Rp 15 juta. Sedangkan untuk sepeda gunung tersedia dengan harga mulai dari Rp 2,25 juta hingga Rp  10 juta. Syifa menyebut tidak ada merek tertentu yang paling laku. Semua merek rata-rata sama. Tergantung spesifikasi dan selera masing-masing pembeli.

"Semua merek kami sediakan. Pacific, Exotic, Aviator, Atlantis, Polygon, dan lainnya," ujar Syifa.

Sementara untuk sepeda Brompton, Syifa menyebut pihaknya belum menyediakan sepeda lipat premium asal Inggris ini. Hal tersebut karena pertimbangan harga yang relatif mahal. Harga sepeda ini bisa mencapai Rp 53 juta. Walau pun ia mengaku, beberapa pelanggan mencari  sepeda jenis ini. 

Selain menjual berbagai jenis sepeda, toko di Jalan Pangeran Antasari Samarinda ini juga menyediakan berbagai spare part sepeda dan melayani jasa service perbaikan. Saking ramainya jasa perbaikan, pihaknya terpaksa menyetop sementara.

"Biar tidak kewalahan. Karena sepeda baru kan butuh merakit dan pemasangan juga. Dan ini sedang ramai-ramainya," pungkasnya.

Tags :
Kategori :

Terkait