Holding Usaha Pesantren Hidupkan Ekonomi Syariah

Selasa 30-06-2020,11:10 WIB
Reporter : Yoyok Setiyono
Editor : Yoyok Setiyono

Samarinda, DiswayKaltim.com - Salah satu strategi meningkatkan perekonomian di masa pandemi COVID-19 ialah dengan menggerakkan pesantren. Sistem pendidikan dengan berbasis komunitas, dianggap paling tepat dalam  mengembangkan ekonomi syariah.

Pakar Ekonomi Syariah, Muhammad Syafii Antonio, mengatakan ekonomi syariah menjadi peluang usaha baru yang menjanjikan. Mulai dari produk lifestyle, finance, fashion, dan berbagai bidang lainnya. “Bahkan negara seperti China dan Eropa sudah mulai melirik pangsa pasar ini. Sayang sekali, jika Indonesia, sebagai negara dengan mayoritas penduduk muslim, tidak ikut berperan di dalamnya,” kata Syafii.

Pembangunan ekonomi syariah, menurut Syafii, bisa dimulai melalui holding usaha pesantren. Banyaknya pesantren di Indonesia, bisa menjadi potensi penguatan ekonomi syariah secara masif.

"Pesantren bisa menjadi kekuatan ekonomi baru. Dengan catatan, di dalamnya sudah tersistem dengan baik," kata pimpinan Tazkia Institut ini.

Karena ia menyebut, hierarki kekuasaan di pesantren rentan konflik. Sehingga untuk membangun basis usaha dan bisnis pesantren harus terstruktur dengan matang. Selain itu, masih banyak pesantren yang memiliki mindset bahwa keberadaanya hanya sebagai lembaga pendidikan dan dakwah. Sehingga ekonomi tidak menjadi concern utama. 

Padahal, jika seluruh pesantren di Indonesia menyadari perannya dalam pembangunan ekonomi umat. Dampaknya akan sangat besar untuk sekejahteraan masyarakat muslim di Nusantara.

Sayafii Antonio kemudian berbagi tips bagaimana membangun holding usaha pesantren. Pertama kata dia, harus dibentuk badan usaha dalam bentuk perusahaa atau Perseroan Terbatas (PT) yang khusus menaungi usaha pesantren. Sehingga tidak tercampur dengan struktur pengurusan manajemen pesantren.

"Misalnya, sebagai contoh saja, PT Keluarga Kiai. Kemudian saham dipengang oleh koperasi pondok pesantren, jadi terorganisir dengan baik pembagian usahanya," ujar Doktor Banking and Micro Finance dari Universitas Melbourne, Australia ini.

Kemudian, lanjut Syafii pihak pesantren bisa membangun Strategy Business Unit (SBU). Seperti mini market, toko pakaian dan seragam, toko bangunan, serta building management. Selain itu, pihak pesantren juga bisa membangun kemitraan bisnis untuk usaha yang lebih besar. Seperti travel, klinik, jasa transportasi dan jasa financial technology (fintech).

Untuk modal usaha, pihak pesantren bisa memanfaatkan capital market instrument. Yakni melibatkan masyarakat, simpatisan atau jemaah pesantren dan orang tua  santri. Untuk berinvestasi dalam modal usaha. Dengan sistem Reksadana open - end dan Reksadana Penyertaan Terbatas untuk pengembangan usaha pondok pesantren.

"Contoh ponpes sekelas Gontor akan membeli Unilever, membutuhkan dana Rp 1 triliun. Bisa pakai capital market instrument, menerbitkan reksadana open - end. Per orang bisa invest Rp 5 juta sampai Rp 10 juta," ujarnya.

Dengan catatan pihak pesantren mampu membangun kepercayaan masyarakat. Untuk berinvestasi di pesantren. Salah satu caranya untuk membangun kepercayaan tersebut, dengan melakukan proses audit tiap tahun. Mulai dari laporan keuangan, hingga sampling kwitansi. Dengan audit kepercayaan masyarakat bisa muncul. Bahkan sejelek apa pun hasil audit, masih lebih baik. Daripada tidak ada audit sama sekali.

"Reporting is marketing. Cara terbaik marketing adalah melaporkannya," ungkap Syafii.  Usaha lain yang bisa dikembangkan oleh pesantren, kata Syafii salahsatunya adalah  program Warung Wakaf. Pihak pesantren hanya perlu menyediakan lahan untuk dibangun warung waqaf. Warung ini nantinya yang memenuhi kebutuhan sehari-hari para santri.

"Sehingga yang biasanya santri belanja di Alfamart atau Indomaret duit keluar. Sekarang duit santri akan masuk lagi ke ponpes," jelasnya.

Syafii juga menyebuy ada tiga hal penyebab kemunduran ekonomi umat ekonomi umat. Pertama aspek filosofis. Dimana pola pikir masyarakat untuk miskin sabar, kaya syukur. Bukan berpikir bagaimana harus hidup kaya.

Tags :
Kategori :

Terkait