Yang dikhawatirkan sudah terjadi. Pemberlakuan normal baru menambah daftar temuan pengidap virus corona. Ini lebih serius lagi. Kini kategori OTG grafiknya menanjak. Padahal pemerintah mensyaratkan protokol kesehatan ketat. Apakah sudah berjalan?
----------------------
ORANG tanpa gejala (OTG) kini menjadi ancaman besar. Terutama dalam penyebaran wabah virus corona di Kalimantan Timur (Kaltim). Laporan Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Selasa (23/6) kemarin, menunjukkan itu. Dari 12 pasien terkonfirmasi positif, hanya satu kategori pasien dalam pengawasan (PDP). Sisanya OTG.
Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Andi M Ishak mengakui tren pasien positif dari kategori OTG cukup tinggi. Dalam sepekan terakhir. Terhitung mulai 17 sampai 23 Juni 2020.
Dalam rentang waktu tersebut. Terjadi penambahan pasien positif mencapai 55 kasus. Sebanyak 47 kasus di antaranya OTG. Berdasarkan data yang dibeberkan Andi pula, dari 447 pasien positif, 38 persen di antaranya OTG. Lalu 58 persen lainnya PDP. Dan sisanya orang dalam pemantauan (ODP).
OTG ini memang tampak sehat. Namun, ketika dilakukan tes cepat, gejalanya reaktif—menunjukkan hasil positif. Tapi perlu dibuktikan lagi melalui tes swab PCR. Sementara PDP (pasien dalam pengawasan), penderita yang sudah sakit duluan. Ketika dirawat menunjukkan gejala terpapar Coronavirus Disease (COVID-19).
“Banyak kasus positif dari OTG dalam beberapa hari ini. Tapi, akumulasi, masih jauh di bawah dari kasus PDP,” kata Andi, kemarin.
Secara presentase, penambahan pasien positif dari OTG masih jauh ketimbang kategori PDP. Tapi, dari hasil tracing OTG sudah sangat banyak. Berbanding jauh dari jumlah yang ditetapkan PDP. Artinya hasil tes cepat tidak semuanya berujung positif COVID-19.
Baca Juga :
Tanpa Hasil Tes Bebas Corona Masuk Kaltim, Pendatang Akan Ditahan di Bandara
Lonjakan kasus OTG terjadi sejak keputusan pemerintah pusat membuka kembali akses transportasi antarpulau. Baik dari laut maupun udara. Karena, diharuskan melakukan swab test ataupun rapid test sebelum melakukan perjalanan.
“Mereka terlihat sehat. Tapi, karena mereka harus melakukan rapid test dan swab. Ternyata hasilnya reaktif. Ada juga yang langsung positif. Nah, itu makanya penambahan OTG grafiknya melesat tinggi,” terang plt kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Kaltim itu.
Pengaruh lain, tersedianya fasilitas tiga laboratorium COVID-19 di Kaltim. Pemprov Kaltim semakin getol melakukan swab test. Tapi, ada juga yang hanya melakukan rapid test. Hasilnya, banyak ditemukan OTG itu. Hingga saat ini, jumlahnya sudah 1.732.
Andi meminta masyarakat Kaltim untuk tetap menjaga diri. Tetap menerapkan protokol kesehatan yang telah ditentukan. Karena, orang sekitar sangat berpotensi besar menularkan wabah COVID-19.