Prediksi Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA bahwa Juni 2020 pandemi corona 99 persen akan pulih di Indonesia, dirasa belum memungkinkan untuk kondisi Kalimantan Timur (Kaltim). Juru bicara tim gugus tugas percepatan penanganan COVID-19 Kaltim Andi M Ishak menyebutkan, Kaltim justru baru akan menuju puncaknya. -------------------- TREN penyebaran kasus Coronavirus Disease (COVID-19) di Kalimantan Timur (Kaltim) diprediksi masih akan meningkat. Data tim gugus tugas Provinsi Kaltim menunjukkan belum ada tanda-tanda akan turun ataupun landai. Juru bicara tim gugus tugas percepatan penanganan COVID-19 Kaltim Andi M Ishak, Senin (18/5) kemarin menjelaskan kasus di beberapa kabupaten/kota memang ada yang mengalami penurunan. Bahkan ada juga yang sudah landai, seperti di Samarinda. Namun, secara umum datanya masih meningkat. “Indikasi yang menjadi patokan itu di kabupaten/kota. Ini mungkin karena lebih banyak pasien yang sembuh ketimbang yang dirawat. Sama halnya dengan Balikpapan. Kalau Kaltim kan tidak bisa mendapatkan data itu secara riil. Atau sebenarnya,” terangnya. Kasus penambahan orang terpapar corona di Kaltim, kata Andi, tidak bisa didapatkan dengan cepat. Butuh beberapa hari untuk mendapatkan data itu. Secara umum, dari sample yang masih menunggu hasil, kemungkinan sampai akhir Mei ada kecendrungan untuk meningkat. Prediksi Andi berdasarkan data-data itu. Saat ini sudah masuk masa puncak pandemi. Kondisi itu bisa dilihat dari banyaknya jumlah spesimen yang dikirim. Bahkan, kabupaten/kota banyak memiliki spesimen yang mereka kirim sendiri tanpa melalui Diskes Kaltim. “Sekitar 400 spesimen kalau ditelusuri. Itu tidak semua dilaporkan. Yang dilaporkan statusnya yang PDP saja. Kalau ODP ataupun OTG tidak dilaporkan kepada kami. Padahal cukup banyak yang seperti itu,” singkatnya. Karena itu, potensi penambahan kasus masih sebanyak jumlah yang dilakukan uji swab ini. Kecuali, ODP, PDP dan OTG ini sudah menurun jauh, kemungkinan peningkatan kasusnya tidak seperti saat ini. Prediksi LSI Denny JA, kata Andi, yang menyebut wabah ini akan berakhir di Indonesia pada Juni pekan kedua atau ketiga setelah Idulfitri ini, masih belum bisa terjadi di Kaltim. Sebab, dari kasus pertama saja, Bumi Etam terjadinya belakangan. Penjelasan kedua, hasil uji swab di laboratorium saat ini masih telat diterima. Prosesnya lama. Jadi, yang terjadi saat ini, sebenarnya bukan gambaran hari ini. Melainkan minggu lalu. Saking lamanya mendapatkan hasil laboratorium dari Balitbankes di Surabaya. “Perlu dipahami, kasus yang masih menunggu hasil laboratorium ini masih sangat banyak. Masih ada ratusan. Ini kan berpotensi untuk terjadinya peningkatan kasus. Meskipun, itu semua sudah dikarantina. Sehingga potensi untuk menularkan ke orang lain sudah terhenti,” pungkasnya. Karena itu, permintah akan mengadakan rapid test massal setelah Idulfitri 1441 Hijriah. Target utamanya yaitu tempat berkumpul. Seperti pasar dan mal. Karena, disitu akan berpotensi terjadinya transmisi lokal. “Jadi kita mau melihat tingkat tebarannya seperti apa. Kalau memang banyak yang reaktif, berarti potensi pasien terpapar virus corona itu masih besar. Tapi, kalau nanti hasilnya ternyata banyak yang negatif atau bahkan tidak ada, berarti sudah relatif aman,” kata Andi. Ini untuk mengimbangi pergerakan masyarakat di tengah pandemi sangat padat. Diperparah dengan kembali dibukanya bandara. Serta aturan untuk kembali bekerja masyarakat yang berusia 45 tahun ke bawah. Terkait fase kedua penyebaran wabah virus ini seperti yang terjadi di beberapa negara, Andi ragu untuk menjawab itu. Pasalnya, fase pertama wabah ini saja belum berakhir. Tapi, ia optimistis menjelaskan secara nasional dimungkinkan akan terjadi fasi kedua. (*) Pewarta: Michael F Yacob Editor: Devi Alamsyah
Kaltim Baru Menuju Puncak Pandemi COVID-19, Prediksi Juni Lewat..
Rabu 20-05-2020,12:53 WIB
Editor : Benny
Kategori :