Kaltim Dapat Bantuan APD Lagi dari Kemenkes RI

Rabu 29-04-2020,01:44 WIB
Reporter : Benny
Editor : Benny

BALIKPAPAN – Sebanyak 5.000 pcs atau 100 koli alat pelindung diri (APD) kembali tiba di Base Ops Lanud Dhomber Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim), Selasa (28/4) sore. Baju hazmat itu kiriman dari Kemenkes RI. Tiba menggunakan pesawat Hercules TNI AU. "Ini kelima kalinya Kaltim mendapat kiriman oleh pusat. APD ini akan di distribusikan oleh Gugus Tugas Provinsi Kaltim ke daerah-daerah. Utamanya untuk rumah sakit yang menangani pasien COVID-19," ujar dr. Edy Iskandar, direktur RSUD  Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan, yang mewakili Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Kaltim untuk menerima APD tersebut. Dengan adanya tambahan APD berupa baju hazmat ini, kata Edy, semestinya kebutuhan di masing-masing rumah sakit sudah tercukupi. Sehingga tidak ada lagi kendala rumah sakit yang kekurangan APD. "Jika terjadi lonjakan pasien, maka bisa mengajukan tambahan ke gugus tugas provinsi atau Diskes provinsi. Karena masih tersedia APD hazmat di gudang Diskes Pemprov," katanya kepada Disway Kaltim usai serah terima APD di Lanud Dhomber. Sementara itu, dijelaskan Edy Iskandar, rumah sakit yang dipimpinnya saat ini justru kekurangan virus transfer media (VTM), yaitu Alkes yang digunakan untuk mengirimkan sampel hasil swab ke laboratorium Puslitbangkes Kemenkes RI di Jakarta. Ia menuturkan, terakhir pihaknya hanya mendapatkan tambahan 18 set VTM dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Kaltim. "Itu untuk sementara, lumayan dimanfaatkan untuk 18 pasien beberapa hari ke depan," sebutnya. "Diharapkan minggu depan ada dropping lagi, dari pusat," tambahnya. Direktur RSKD itu menyebut, saat ini pasien positif yang dirawat di RSKD sebanyak 18 orang. Sedangkan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebanyak 26 orang. Selain kekurangan VTM, dia mengaku juga kehabisan stok masker N95. Menurutnya masker N95 saat ini sedang langka, sulit diperoleh di pasaran. "Dari pusat tidak ada dropping, kalau mau beli di pasaran juga sudah tidak ada," jelasnya. Dengan keterbatasan itu, terpaksa pihaknya menggunakan masker N95 berulang kali, setelah disterilisasi. Masker N95 yang tersedia di-reuse, katanya, agar bisa dipakai lima sampai enam kali. "Untuk survive sementara begitu saja," ucap dokter Edy Iskandar. Sedangkan untuk ketersediaan ruang isolasi di RSKD, Edy mengatakan, RSKD masih ada 100 tempat tidur yang tersedia. Saat disinggung mengenai upaya pihak terkait untuk menghadirkan alat tes polymerase chain reaction (PCR) di Kaltim, menurutnya, hal itu sangat dibutuhkan. Tapi, yang paling diharapkan sekarang ini adalah memanfaatkan PCR yang ada di rumah sakit. Agar penanganan pada pasien maupun PDP lebih cepat. Beberapa rumah sakit di Kaltim sebetulnya memiliki PCR, namun, kata dia, alat tes real time itu belum dilengkapi cartridge khusus untuk melakukan uji PCR COVID-19. "RSKD ada punya. Tapi cartridge dan modulnya kita belum dapat dari pusat," ungkapnya. Ia juga menyebutkan, Kemenkes akan segera mengaktifkan PCR yang ada di RSKD Balikpapan dan RSUD AWS Samarinda. Caranya, jelas dia, alat PCR untuk penyakit TB dan HIV di dua rumah sakit tersebut akan digunakan untuk uji COVID-19. "Kabarnya akan ada dropping untuk pemasangan PCR dari Kemenkes, tapi memanfaatkan PCR TB dan HIV yang juga bisa digunakan untuk uji hasil swab COVID-19 di RSKD dan RS AWS," papar Edy. Selain itu, RSKD juga telah memesan unit tes PCR COVID-19 secara mandiri. "Kita secara mandiri juga sudah melakukan purchase order, tapi masih menunggu, belum datang alatnya," pungkasnya. Ditemui di tempat yang sama, Kepala Diskes Balikpapan dr Andi Sri Juliarty mengatakan, sudah mendapat kabar bahwa Rumah Sakit Pertamina Balikpapan mengonfirmasi akan menerima kiriman alat PCR dari Kementerian BUMN besok, Rabu (28/4). "Kabarnya, PCR untuk RSPB sudah datang besok. Mengenai kapan bisa beroperasi dan pengirimannya lewat mana, nanti pihak RSPB yang menjelaskan," jelas Andi Sri Juliarty. (das/dah)

Tags :
Kategori :

Terkait