Dampak Corona, Pekerjaan Disetop Mandor

Senin 20-04-2020,22:42 WIB
Reporter : Disway Kaltim Group
Editor : Disway Kaltim Group

Veri saat menunjukkan kartu keluarga (KK) Balikpapan. (Hafizh/Disway) -- Balikpapan, Diswaykaltim – Berbagai kebijakan dirumuskan Pemkot Balikpapan untuk mengatasi dampak ekonomi dari pandemi. Warga kurang mampu yang terdampak mulai buka suara. Sedikitnya terdapat 12 kepala keluarga (KK) yang terdampak pandemi. Mayoritas kepala keluarga tersebut bekerja sebagai buruh bangunan. “Saya hampir setahun ini tinggal di rumah kosong ini. Yang lain juga sama, tinggal di sini. Tapi hanya 12 rumah saja yang KK Balikpapan. Sisanya bukan KK Balikpapan,” ujar Veri Utomo (44). Sebanyak 12 KK ini menempati Perumahan Metarang RT 57 Kelurahan Sepinggan Baru Blok GG 4 yang tidak dirawat pengembang. Veri mengisahkan awal mula mereka bisa tinggal di perumahan ini. “Saya tidak punya uang. Saya cari kontrakan yang murah. Kemudian saya ketemu dengan orang yang saya anggap sebagai orangtua. Ia menyuruh saya tinggal di sini saja. Saya izin ke pak RT dibolehkan,” ujarnya. Timbal baliknya, ia harus merawat wilayah RT 57 agar tidak rimbun menjadi hutan kembali. Beberapa teman sesama buruh ikut juga tinggal di rumah-rumah tak terawat ini. Beberapa bulan tinggal di rumah-rumah kosong, sempat memunculkan sedikit harapan untuk menata hidup. Namun sebulan terakhir dengan adanya wabah corona, membuat ia dan teman-temannya harus kehilangan mata pencarian. “Kami kerja bangunan di Sepinggan. Tapi sejak ada corona ini, pekerjaan disetop mandor. Kami dirumahkan sudah hampir sebulan. Kami enggak tahu bagaimana lagi hidup selanjutnya,” ulasnya. Sejak dirumahkan dan tidak memiliki penghasilan lagi, Veri dan yang lainnya sempat mencoba menjadi pemulung. Namun karena tidak terbiasa, mereka kesulitan beradaptasi dengan pekerjaan barunya tersebut. “Kami masih mencoba apa saja yang penting bisa beli beras,” ujarnya. Bulan ini hampir 12 KK tersebut tidak bisa membayar BPJS Kesehatan. Lantaran tidak ada uang. “Sebulan ini kami enggak ada penghasilan,” ujar Suprianto (64). Mereka memanfaatkan air hujan untuk mandi, dan minta listrik dari salah satu rumah warga. “Kami berharap dibimbing pemkot. Di sini bisa buat ternak bebek atau kambing. Jadi kami ingin difasilitasi. Sudah sebulan kami kesusahan,” tambah Veri. (bom/hdd)

Tags :
Kategori :

Terkait