Harga Bahan Pokok Serba Naik

Rabu 15-04-2020,13:09 WIB
Reporter : bayong
Editor : bayong

Sejumlah pedagang mengeluhkan naiknya harga bahan pokok jelang Ramadan. (Dian Adi Probo Pranowo/Disway Kaltim) Samarinda,DiswayKaltim.com -  Jelang bulan suci Ramadan beberapa harga kebutuhan bahan pokok perlahan merangkak naik. Yang paling terasa adalah bumbu dapur. Dari pantauan di Pasar Kemuning Loa Bakung, harga bawang merah per kilogramnya Rp 34.000. Namun berbanding terbalik dengan bawang putih. Yang harganya justru menurun. Dari semula Rp 50.000 menjadi Rp 35.000 per kilogram. "Rata-rata harga kebutuhan bahan pokok di pasar mulai naik. Harga bawang merah sebelum naik Rp 26.000, sekarang jadi Rp 35.000," ujar Sanah, salah satu pedagang sayur mayur di Pasar Kemuning, Loa Bakung, Selasa (14/4/2020). Tidak hanya bawang merah. Harga cabai rawit juga naik. Dari semula harga normal sekitar Rp 30.000 hingga Rp 35.000 per kilogram, menjadi Rp 50.000 per kilogram. Tak hanya itu, kebutuhan bahan pokok lain juga mengalami kenaikan. Seperti gula pasir, minyak goreng, kacang hijau dan kacang tanah. "Harga gula pasir sekarang Rp 18.000, sebelumnya Rp 13.000. Minyak goreng Rp 7.000, sebelumnya Rp 8.000. Terus kacang hijau Rp 24.000, sebelumnya Rp 20.000. lalu kacang tanah Rp 29.000 sebelumnya Rp 26.000," jelas Sanah. Lain halnya dengan ayam potong yang masih relatif stabil. Ukuran sedang dijual dipasaran dengan harga Rp 45.000 per ekornya. Ditempat berbeda, pemilik warung yang bernama  Juragan Sayur tepatnya di Jalan Kemangi, Sungai Kunjang mengatakan hal serupa. Bahwa ada kenaikan pada beberapa jenis kebutuhan bahan pokok. Namun hal tersebut belum memberi dampak terhadap omzet dagang per harinya. "Dalam satu minggu ini omset masih normal, bahkan ada kenaikan. Penyebabnya mungkin tempat berjualan saya bukan di pasar besar, tapi di pinggir jalan kampung begini, dekat juga dengan komplek perumahan," ujar Isnaniah, pemilik warung Juragan Sayur. Ibu lima orang anak ini mengaku selama pemerintah mengeluarkan imbauan Social Distancing, omzet dari hasil jualannya meningkat. Karena warga komplek yang tinggal di dekat warungnya lebih memilih belanja bahan pokok di tempatnya ketimbang harus ke pasar. "Alhamdulillah setiap hari rame, mungkin karena orang di rumah aja jadi pada milih masak sendiri, kebutuhan masakannya beli disini," ungkapnya. Ia mengaku, meskipun harga mulai naik biasanya kalau pedagang pengecer tidak terlalu merasakan dampaknya. Apalagi ketika bulan puasa. "Di sini biar lombok harganya mahal juga tetap dibeli, karena pembeli bisa beli sedikit-sedikit gak harus kiloan," pungkasnya. (m4/boy)

Tags :
Kategori :

Terkait