APPBI Kaltim Berharap Penangguhan Retribusi dan Listrik

Selasa 14-04-2020,21:54 WIB
Reporter : Benny
Editor : Benny

Masa sulit akibat wabah corona diharapkan bisa menjadi pertimbangan memberikan sejumlah keringanan bagi sektor retail. Seperti keringanan pajak, retribusi, hingga pembayaran listrik. (Dok Disway Kaltim) Samarinda, DiswayKaltim.com - Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Kaltim Aries Adriyanto menyebut banyak menerima keluhan dari para pengusaha supermarket di Bumi Etam. Sektor ini, ikut terdampak akibat pandemi COVID-19. Akibatnya, jumlah kunjungan menurun drastis. "Semua mal sama, kurang lebih 85 persen penurunan tingkat kunjungan," sebut Aries, Selasa (14/4). Menurunnya tingkat kunjungan otomatis berdampak pada pemasukan supermarket. Alhasil, perbandingan tingkat pemasukan dan pengeluaran mal tidak lagi sama. Sementara biaya operasional yang harus ditanggung, cukup besar. Untuk listrik saja, kata Aries, yang digunakan di mal minimal dengan kapasitas 1.400 kilo volt ampere (KVA) dengan biaya pemakaian Rp 2 miliar setiap bulannya. Belum lagi biaya operasional lain. Oleh karena itu, APPBI Kaltim meminta penangguhan atau setidaknya keringanan tarif pembayaran listrik dan retribusi daerah. Total untuk 13 mal di Kaltim. Delapan di antaranya ada di Balikpapan dan 5 lainnya di Samarinda. "Kami sudah bersurat ke PLN Balikpapan dan PLN Kanwil Kaltim terkait permohonan keringanan pembayaran listrik," sebutnya. Begitu juga dengan permohonan keringanan pungutan retribusi daerah. Aries menyebut, APPBI sudah mengirimkan surat kepada Pemerintah Kota Samarinda dan Balikpapan pada awal April lalu. "Pokoknya kita tetap berusaha, untuk APPBI pusat juga sudah bersurat ke Kementerian Keuangan," tandasnya. Aries menyebut, keluhan ini juga dirasakan seluruh pengelola mal secara nasional. Tidak hanya Kaltim. Ia pun berharap, permohonan tersebut bisa diakomodasi oleh pemerintah. "Minimal bisa seperti Bali, di sana dapat diskon 40 persen untuk pembayaran listrik di mal-mal. Itu cukup membantu," sambung Aries. Dengan kondisi saat ini, Aries menyebut hampir semua supermarket merumahkan karyawan outsourcing mereka. Plaza Balikpapan misalnya, yang mengembalikan 124 karyawan ke perusahaan outsourcing. Ketika ditanya terkait kemungkinan pemutusan hubungan kerja (PHK) dari sektor ini, Aries pun menyebut, pihaknya berusaha agar hal itu tidak terjadi. Jika keadaan kembali normal, Aries berjanji karyawan outsourcing yang dirumahkan, akan dipanggil lagi untuk kembali bekerja. Pengurangan sementara karyawan outsourcing hanya dilakukan sebagai bentuk efisiensi perusahaan. Selain itu, sesuai Peraturan Wali Kota (Perwali) Balikpapan. Sejak 18 Maret, jam operasional mal dibatasi mulai pukul 12 siang hingga pukul 8 malam. Sementara untuk penutupan, tergantung kebijakan manajemen mal masing-masing. "Kalau Plaza Balikpapan tetap buka. Hanya beberapa tenant memang tutup. Dan jam operasional kami, dari jam 12 siang sampai setengah 8 malam saja," ujar Aries yang juga menjabat sebagai General Manager Plaza Balikpapan ini. Hal berbeda berlaku untuk Hypermart dan Farmers yang dibuka lebih cepat sejak pukul 9 pagi. Untuk memfasilitasi masyarakat akan kebutuhan pokok sehari-hari. Aries pun berharap semoga pandemi COVID-19 bisa segera selesai. Dan keadaan bisa kembali kondusif. Sehingga aktivitas masyarakat bisa kembali normal.  Perekonomian bisa kembali pulih serta karyawan yang terdampak, bisa kembali mendapatkan pekerjaan. "Semoga segera berakhir COVID-19 ini. Karena masyarakat kan butuh leisure, untuk jalan-jalan, untuk keluar rumah, dan untuk hiburan," pungkasnya. (krv/eny)

Tags :
Kategori :

Terkait