Aliansyah juga menyoroti persoalan internal terkait pembinaan gulat di Kaltim. Ia menyayangkan tidak dilibatkannya pelatih gulat Kaltim dalam beberapa agenda resmi.
“Yang dipanggil bukan pelatih gulat Kaltim. Harusnya Pak Badriansyah selaku pelatih kami. Tapi yang memberi wejangan justru dari luar struktur Pengprov. Itu yang membuat kami bertanya-tanya,” katanya.
Meski mengaku banyak mendapat tawaran untuk membela daerah lain, Aliansyah menyatakan hingga kini masih memilih bertahan membela Kaltim.
“Kalau saya mau pindah, banyak daerah yang mau menerima. Tapi saya tetap bertahan di Kaltim. Kalau nanti saya dibenci di KONI, tidak apa-apa. Saya menjalani semua ini dengan ikhlas,” ucapnya.
BACA JUGA: Pemkab Berau Serahkan Bonus Rp1,19 Miliar untuk Atlet Berprestasi PON dan Pepar-Perprov 2024
Dia berharap ke depan prestasi atlet, khususnya dari cabang olahraga non-populer, dapat dihargai secara adil dan proporsional, baik dalam pembinaan maupun apresiasi, demi menjaga semangat dan keberlanjutan prestasi olahraga daerah.
"Saya juga menyampaikan terima kasih ke pada PB PGSI, Bapak Trimedia Panjaitan dan tim pengurus PB PGSI atas dukungannya selama di SEA Games mulai awal sampai akhir tidak meninggalkan tempat pertandingan," pungkasnya.