Selain di sekolah, mereka juga mengungkapkan bahwa praktik tersebut dapat terjadi di kantor atau bahkan antar-teman.
"Kadang juga masih banyak gitu pemerasan sama teman," sebutnya.
Mereka menilai penting bagi masyarakat, khususnya pelajar, untuk memahami bentuk dan dampak pemerasan agar dapat menghindari, melaporkan, dan tidak terlibat di dalamnya.
Para pemenang tersebut menyampaikan bahwa berdasarkan pengamatan mereka, tindakan yang berkaitan dengan pemerasan masih terjadi meski tidak selalu terlihat atau disadari banyak pihak.
BACA JUGA: Polisi Ungkap Kasus Korupsi Rp4,6 Miliar di BPR Samarinda, 2 Tersangka Ditahan
"Menurut saya sih, yang saya lihat ya, kurang lebih sedikit ternyata yang berperilaku begitu. Mungkin masih ada beberapa tapi kita yang nggak tau," dugannya.
Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa salah satu fokus dari karya mereka yakni guna meningkatkan pemahaman publik terhadap realitas praktik pemerasan yang tidak selalu muncul ke permukaan.
Mereka menyampaikan bahwa edukasi mengenai antikorupsi masih perlu ditingkatkan agar lebih banyak pelajar dan masyarakat memahami dan menyadari bentuk-bentuk penyimpangan yang dapat merugikan pihak lain.
Saat diwawancarai mengenai alasan memilih tema pemerasan, para siswa menilai dalam praktik tersebut masih sering ditemukan dan perlu mendapatkan perhatian lebih luas dalam kampanye antikorupsi.
BACA JUGA: Aji Mawar Bangga, Remaja Balikpapan Juara Lomba Video Tingkat Asia
"Karena pemerasan itu kan hal negatif, jadi harus dihilangkan dari hal ini," tegas Alvita.
Mereka menekankan, adanya isu pemerasan penting untuk disuarakan terutama oleh generasi muda, karena kampanye antikorupsi perlu dimulai dari lingkungan edukasi.
"Kita harus menyuarakan suara kita sendiri untuk keadilan," imbuhnya.
Keempat siswa ini juga menyampaikan pesan kepada anak muda di Balikpapan agar terlibat dalam upaya pencegahan korupsi, meski sistem yang lebih luas dianggap kompleks.
BACA JUGA: Jabatan Kadispora Kosong Buntut Kasus Korupsi DBON, Begini Jawaban Wagub Kaltim
"Pesan dari kita, mungkin stop korupsi mulai dari generasi kita maupun generasi ke depannya. Karena kalau bukan kita, siapa lagi yang mau mulai dari awal," pungkas kelompok tersebut.