Ismed mengakui bahwa tahapan paling memakan waktu adalah pemeriksaan kesehatan, sanitasi, dan kualitas air.
Namun seluruh proses tetap dilakukan sesuai standar untuk memastikan keamanan pangan di sekolah.
Untuk pelatihan penjamah makanan, idealnya diinisiasi oleh masing-masing SPPG. Jika satu SPPG memiliki 50 penjamah, mereka diharapkan mengadakan pelatihan sendiri sementara Dinkes menyiapkan narasumber.
“Untuk narasumber tidak ada pembiayaan. Hanya kebetulan kemarin tim kesling Dinkes sempat menganggarkan, sehingga kita bisa duluan."
"Di Kaltim beberapa daerah tidak sempat mengadakan, apalagi sekarang semua serba efisiensi anggaran,” tutupnya.
Dengan percepatan penerbitan SLHS ini, Ismed berharap pelaksanaan program makanan bergizi di sekolah dapat berjalan aman, layak, dan sesuai standar kesehatan.
Rahmat Pratama