Kaltim Berpotensi Hadapi Kekeringan, Ini Daerah Paling Rawan Karhutla Menurut BMKG

Jumat 10-10-2025,14:41 WIB
Reporter : Chandra
Editor : Baharunsyah

BALIKPAPAN, NOMORSATUKALTIM – Kaltim berpotensi alami kekeringan meluas di wilayah selatan dan tengah.

Hal demikian berdasarkan pengamatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan Balikpapan.

Menurut data yang dihimpun, kekeringan tersebut terus meningkat dan kini mulai menimbulkan potensi terhadap kebakaran hutan dan lahan (karhutla). 

Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG SAMS Sepinggan Balikpapan, Diyan Novrida, mengatakan pantauan satelit Terra, Aqua, S-NPP, dan NOAA20 pada Kamis (9/10/2025) menunjukkan kondisi atmosfer yang mendukung kemunculan titik panas di berbagai wilayah Kaltim.

BACA JUGA:Investor Cina Minati Proyek Waste to Energy di Balikpapan

“Sebagian besar titik panas yang terdeteksi memiliki tingkat kepercayaan menengah hingga tinggi, antara level 7 sampai 9. Artinya, peluang terjadinya aktivitas kebakaran hutan atau lahan di daerah tersebut cukup besar,” ujar Diyan, pada Jumat 10 Oktober 2025. 

Ia menjelaskan Kabupaten Kutai Barat dan Paser menjadi wilayah dengan kerentanan tertinggi, masing-masing mencatat 25 dan 15 titik panas. 

Titik lainnya tersebar di Kutai Timur (3 titik), Kutai Kartanegara (6 titik), serta Berau dan Mahakam Ulu yang masing-masing mencatat satu titik. 

BACA JUGA:Seno Aji Tegaskan Efisiensi APBD 2026 Tak Akan Pangkas TPP Guru

Sementara Samarinda, Balikpapan, Bontang, dan Penajam Paser Utara masih nihil.

Sementara itu berdasarkan analisis Fine Fuel Moisture Code (FFMC), indeks yang menunjukkan tingkat kemudahan bahan bakar halus untuk terbakar dan kondisi kekeringan di Kaltim tergolong bervariasi.

Namun cenderung meningkat di sejumlah daerah. 

FFMC sendiri, kata Diyan, menilai seberapa mudah bahan-bahan seperti daun kering, alang-alang, dan humus di lapisan atas tanah dapat tersulut api.

“Prakiraan kami untuk periode 11–16 Oktober 2025 menunjukkan wilayah selatan dan tengah Kalimantan Timur, khususnya Kutai Barat, Paser, dan sebagian Kutai Timur, berada dalam kondisi kering hingga sangat kering,” jelas Diyan.

BACA JUGA:Status 7 RT di Sidrap Kembali Jadi Polemik antara Kutim dan Bontang, Jimmi: Pelayanan Publik yang Utama

Kondisi tersebut, lanjutnya, berpotensi mempercepat penyebaran api jika terjadi percikan di area terbuka, baik akibat aktivitas manusia maupun faktor alam. 

Oleh karena itu, BMKG mengimbau masyarakat agar tidak melakukan pembakaran sampah, membuka lahan dengan api, atau aktivitas lain yang dapat menimbulkan percikan di area rawan.

“Waspada terhadap daerah yang dalam peta prakiraan BMKG berwarna kuning hingga merah, karena itu menandakan tingkat kekeringan cukup ekstrem. Kami terus berkoordinasi dengan instansi terkait untuk pemantauan serta langkah mitigasi karhutla,” pungkas Diyan.

Kategori :