Banner Diskominfo Berau 2025--
BERAU, NOMORSATUKALTIM - Di tengah tren pembangunan pariwisata yang sering menitikberatkan pada sisi komersial, sekelompok warga di Teluk Sulaiman, Kecamatan Bidukbiduk, justru menempuh jalur berbeda.
Mereka membentuk Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Sigending dengan semangat utama melestarikan alam sekaligus memberdayakan komunitas lokal.
Sejak resmi berdiri pada Oktober 2024, Pokdarwis Sigending bukan hanya fokus mempromosikan potensi wisata kampung, tetapi juga menjadikan destinasi ini sebagai ruang edukasi lingkungan.
Melalui konsep ekowisata, mereka ingin menghadirkan pengalaman berwisata yang memberi pemahaman tentang pentingnya menjaga ekosistem pesisir.
“Wisata itu bukan sekadar kunjungan atau foto indah. Kami ingin wisatawan pulang dengan pengalaman dan pengetahuan baru, seperti memahami fungsi mangrove dalam melindungi pantai, atau alasan kenapa bekantan dan penyu perlu dilestarikan,” tutur Zalman, salah satu anggota Pokdarwis Sigending, Senin 14 Juli 2025.
Didukung Badan Usaha Milik Kampung (BUMK) dan organisasi pegiat ekowisata Forlika, Pokdarwis Sigending merancang berbagai program wisata berbasis edukasi.
Salah satunya paket perjalanan dengan perahu ketinting yang mengajak pengunjung menyusuri hutan mangrove sambil mendapat penjelasan tentang ekosistem.
Konsep ini bukan hanya memberi pengalaman unik bagi wisatawan, tetapi juga membuka ruang bagi warga lokal untuk menjadi pemandu, pengelola wisata, hingga motor penggerak pelestarian.
Sejumlah titik edukasi dan eksplorasi yang ditawarkan meliputi Danau Sigending, Lubang Ikan, Halo Buaya, taman mangrove, habitat bekantan, hingga lokasi peneluran penyu alami.
“Kami percaya, kalau alam dijaga, manfaatnya akan kembali ke masyarakat. Harapan kami, anak cucu nanti masih bisa melihat bekantan bergelantungan atau penyu bertelur di pantai ini,” imbuh Zalman.
Inisiatif Pokdarwis Sigending ini dinilai sebagai model alternatif pembangunan pariwisata yang menempatkan kelestarian alam dan keberlanjutan masyarakat lokal di garda terdepan.
Selain menjaga keseimbangan ekosistem, program ini juga membuka peluang ekonomi yang berbasis pada kearifan lokal dan ramah lingkungan.