Cegah Jajanan Tidak Sehat, Dinas Pangan Mulai Terapkan Kantin B2SA di SMP Berau

Senin 29-09-2025,11:02 WIB
Reporter : Maulidia Azwini
Editor : Hariadi

BERAU, NOMORSATUKALTIM – Kekhawatiran akan siswa mengonsumsi jajanan kurang sehat, mendorong Dinas Pangan Kabupaten Berau memperkenalkan kantin Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA). 

Program ini sudah mulai diterapkan di 2 SMP Negeri di Berau sebagai proyek percontohan.

Kepala Dinas Pangan Berau, Rakhmadi Pasarakan  mengatakan, kantin sekolah memiliki peran penting dalam membentuk pola makan anak. 

Sebab, sebagian besar waktu siswa dihabiskan di sekolah, sehingga makanan dari kantin kerap menjadi asupan utama mereka.

BACA JUGA: Pro-Kontra Franchise Makanan di Berau Buka 24 Jam, Ini Catatan dari Pemkab

BACA JUGA: Pemkab Berau Terus Percepat Pembangunan Mal Pelayanan Publik

“Kalau tidak diarahkan, anak-anak terbiasa memilih makanan instan atau jajanan yang tidak sehat. Kantin B2SA hadir supaya mereka punya pilihan menu yang bergizi sekaligus aman,” kata Rakhmadi kepada NOMORSATUKALTIM, belum lama ini.

Saat ini, kantin B2SA sudah berjalan di SMPN 1 Gunung Tabur dan SMPN 1 Sambaliung. Kedua sekolah tersebut ditunjuk sebagai percontohan untuk kemudian diperluas ke sekolah lain.

Menurut Rakhmadi, sekolah diberi keleluasaan untuk mengelola kantin sesuai kondisi masing-masing. Namun, pengelola tetap diwajibkan mengikuti standar gizi yang dianjurkan pemerintah daerah.

“Sekolah yang mengatur langsung kantinnya, sementara kami di dinas pangan hanya memastikan standar gizinya tetap dipenuhi,” jelasnya.

BACA JUGA: Kontroversi Parkir VIP Rp 35 Ribu di Bandara Kalimarau, Begini Penjelasan Pengelola dan Pemda

BACA JUGA: Hingga Agustus 2025, Realisasi Belanja APBN Berau Tumbuh 33,91 Persen

Ia menegaskan, program ini tidak akan berhenti di 2 sekolah percontohan. Ke depan, konsep kantin B2SA akan diterapkan secara bertahap ke sejumlah sekolah lain agar lebih banyak siswa yang merasakan manfaatnya.

“Targetnya, semua anak di Berau bisa merasakan kantin sehat. Tapi untuk sampai ke sana, butuh waktu, tahapan, dan dukungan dari semua pihak,” ujarnya.

Rakhmadi juga menekankan, keberhasilan program tidak hanya ditentukan sekolah dan pemerintah, tetapi juga dukungan orang tua serta masyarakat. Kesadaran bersama dinilai penting agar pola makan sehat benar-benar menjadi kebiasaan anak.

Kategori :