Selain mempelajari soal-soal tahun sebelumnya, mereka juga rutin berdiskusi dan mengikuti simulasi agar terbiasa dengan format pertanyaan yang bervariasi.
Muttaqin menjelaskan, tantangan terbesar bukan hanya pada penguasaan materi, melainkan juga kesiapan mental.
Dengan peserta dari berbagai daerah, persaingan berlangsung ketat dan membutuhkan konsentrasi tinggi. Namun, Rahelita, Cyrilla, dan Viranti mampu menjaga fokus hingga akhir.
“Yang terpenting adalah kerja sama tim. Mereka saling menguatkan, saling mengingatkan, dan itu menjadi modal besar dalam kompetisi. Semangat belajar yang mereka tunjukkan sangat luar biasa,” tambahnya.
BACA JUGA: PIP Aspirasi Hadir di Pedalaman Kubar, 86 Siswa Long Iram Terbantu
Ia juga menilai, pengalaman ini memberi manfaat besar bagi ketiga siswi, tidak hanya dari sisi prestasi, tetapi juga kepercayaan diri dan kemampuan berpikir cepat.
Hasil tersebut diharapkan menjadi motivasi bagi siswa-siswi lain di SMPN 1 Barong Tongkok untuk berani mencoba dan tampil dalam kompetisi serupa.
Bagi sekolah, lanjutnya, keberhasilan ini mempertegas komitmen dalam membangun budaya belajar yang kompetitif.
“Kami berharap prestasi ini tidak hanya berhenti pada tahun ini, tetapi bisa berlanjut dengan hasil yang lebih baik pada kesempatan berikutnya,” kata Muttaqin.
BACA JUGA: Masih Banyak Guru Lulusan SMA, Disdikbud Kubar Gandeng UT untuk Tingkatkan Kualifikasi
Apresiasi juga datang dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kubar.
Kepala Bidang Kebudayaan, Seki, yang turut mendampingi tim saat berlomba di Tenggarong, menegaskan pentingnya memberi ruang seluas-luasnya bagi generasi muda untuk mengembangkan bakat mereka.
“Prestasi ini membuktikan bahwa anak-anak Kutai Barat punya kepedulian besar terhadap seni, budaya, dan pengetahuan. Tugas kita adalah terus memberi wadah agar talenta mereka berkembang,” ujar Seki.
Ia menekankan bahwa LCCM bukan sekadar ajang adu pengetahuan, melainkan juga sarana untuk menanamkan rasa cinta pada sejarah dan budaya bangsa sejak dini.
BACA JUGA: Hari Anak Nasional di Kutai Barat: Bebaskan Anak Bermimpi, Tolak Pernikahan Dini
Dengan mengikuti lomba, para siswa tidak hanya diuji kemampuan akademiknya, tetapi juga belajar tentang identitas dan warisan daerah.