Kawasan Industri Buluminung (KIB) di Penajam Paser Utara (PPU) menjadi satu di antara 8 klaster yang ditetapkan sebagai kawasan industri di Kaltim. Kawasan ini menjadi penopang ibu kota negara (IKN) yang nantinya terintegrasi dengan Kawasan Industri Kariangau (KIK). Aksesnya melalui Jembatan Pulau Balang. Bagaimana kondisinya kini? ----------------- SAAT bertemu dengan anggota DPR RI asal Kaltim Awang Faroek Ishak (AFI) beberapa waktu lalu, Awang banyak cerita soal kawasan industri dan beberapa program yang dibangun semasa masih menjadi gubernur Kaltim. Menyisakan pekerjaan rumah bagi penerus tahta gubernur selanjutnya. Antara lain soal Kawasan Industri Buluminung (KIB) dan Kereta Api Borneo. Penasaran bagaimana penampakan KIB itu saat ini, Disway Kaltim Sabtu akhir pekan lalu mencoba mengunjungi kawasan tersebut. Kabarnya sejak 2015 lalu, Bupati PPU saat itu, Yusran Aspar, sudah membuka akses jalan menuju KIB. Panjangnya 11 Km dan lebar 20 meter. Jalan poros yang akan dibangun itu menghubungkan Gunung Seteleng, Ingkur hingga kilometer 10 Silkar wilayah Petung. KIB berada di perbatasan Kelurahan Gunung Steleng dan Kelurahan Buluminung, Kecamatan Penajam, Kabupaten PPU. Kawasan tersebut dapat diakses langsung menggunakan transportasi air. Melalui perairan teluk Balikpapan. Persis di muara Sungai Riko tidak jauh dari Pelabuhan Feri Penajam. Jika menggunakan transportasi darat, dari Balikpapan mesti menyebrangi perairan Teluk Balikpapan. Akses dari pelabuhan feri Penajam lanjut ke jalan Penajam-Kuaro sejauh 550 meter. Lalu, belok kanan di samping Majid Ar-Rahman menuju ke Jalan Unocal. Berada di antara pemukiman warga. Nah, dari situ terus lurus ke Jalan Perintis yang menuju Kelurahan Buluminung. Kondisi jalan beton dua lajur. Panjangnya sekitar 3,2 Km. Kemudian belok kanan sejauh 2,3 Km ke arah Pelabuhan Penajam Banuo Taka. Berupa jalan beton dua jalur dan empat lajur. Jalan sepanjang 2,3 Km tersebut merupakan Kawasan Industri Buluminung. Di dalamnya, di antara yang ditemui adalah PT Rabani Corporindo, kemudian PT Kereta Api Borneo dan PT Waskita Beton Precast. Wilayah kerja ketiga perusahaan tersebut berjejer di sisi pesisir jalan sepanjang 2,3 Km tadi. Sementara di ujung jalan tersebut, adalah wilayah pelabuhan milik PT Pelabuhan Penajam Banuo Taka. Milik Pemkab PPU. Berdampingan dengan pelabuhan PT Astra Infra Eastkal Port. Terlihat ada aktivitas di wilayah Pelabuhan Penajam Banuo Taka. Yakni aktivitas bongkar muat batu bara dan Crude Palm Oil (CPO). Truk-truk angkut batu bara milik PT Rabani Corporindo tampak hilir mudik dari dan ke pelabuhan. Membongkar batu bara secara manual. Tanpa konveyor di pelabuhan itu. Membuktikan pelabuhan tersebut masih minim infrastruktur. Sementara itu, plant milik PT Waskita Beton Precast terlihat masih dalam tahap penyelesaian pembangunan. Dan lahan milik PT Kereta Api Borneo (KAB) belum terlihat aktivitasnya sama sekali. Secara umum, menurut pengamatan Disway Kaltim sekitar 50 persen Kawasan Industri Buluminung (KIB) masih berupa hutan. Meskipun infrastruktur jalan sudah mulai dibangun. PT KAB Sabtu (15/2) Disway Kaltim juga melihat secara langsung lahan milik PT Kereta Api Borneo (KAB) yang berada di Kawasan Industri Buluminung (KIB). Yang katanya nanti akan menjadi transportasi andalan. Baik untuk distribusi barang hingga penumpang. Tidak terlihat ada aktivitas di lokasi yang akan dibangun PT KAB. Sebagian lahan masih berupa semak belukar. Sebagian lagi telah dilakukan land clearing atau pengupasan lahan. Letaknya berada di sisi kanan jalan menuju Pelabuhan Penajam Banuo Taka. Ditandai dengan dua buah plang yang tertulis "Tanah milik PT Kereta Api Borneo". Kedua plang tersebut berjarak sekira satu kilometer. Pada sisi salah satu plang. Terdapat bekas bukaan jalan tanah. Kondisinya tidak dapat dilalui kendaraan. Akses masuk tertutup pohon-pohon kecil dan terputus oleh parit bekas aliran air hujan. Disway Kaltim mencoba menelusuri, jalan tersebut sepanjang sekitar dua kilometer. Menuju ke arah pesisir Teluk Balikpapan. Tepatnya muara Sungai Riko. Lalu terhubung ke site milik PT Waskita Beton Precast (Plant Penajam), yang tepat bersebelahan dengan lahan rencana pembangunan pelabuhan PT KAB tersebut. Disway Kaltim menemukan pos jaga security di atas bukit. Sekitar 100 meter dari tembusan di PT Waskita Beton Precast. Pos jaga itu berupa tiga buah kontainer berwarna putih bersih. Namun, security yang berjaga pada saat itu, enggan memberikan keterangan terkait progres pengerjaan di lahan PT KAB itu. "Mohon maaf, saya tidak berwenang memberikan keterangan, silakan tanyakan ke kantor PT KAB saja," jelasnya singkat. Meski demikian, security yang tidak ingin disebutkan namanya itu memastikan, bahwa lahan yang dijaganya itu adalah milik PT KAB. "Kami juga tidak paham pembangunannya bagaimana, tanyakan ke pihak manajemen saja," tambahnya. Berdasarkan pengamatan secara visual, terlihat bekas kupasan lahan di sebagian lahan yang berarah ke pesisir kawasan tersebut. Namun begitu, tidak terlihat adanya aktivitas pembangunan di bekas lahan land clearing itu. KLASTER INDUSTRI Berdasarkan situs Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Kaltim, telah ditetapkan 8 pengembangan kawasan industri berdasarkan pendekatan klaster. Klaster tersebut yaitu KIaster Kariangau dan Buluminung, KIaster Jasa dan Perdagangan Kota Samarinda, KIaster Gas dan Kondensat Bontang, KIaster Pelabuhan Internasional Maloy, KIaster Pariwisata Kepulauan Derawan, KIaster Pertanian Panajam Paser Utara dan Paser, KIaster Pertanian Kukar dan Kubar, serta Kawasan Strategis Perbatasan Mahakam Ulu. BERITA TERKAIT: Eastkal Siap Jadi Pelabuhan Nasional Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur mengintegrasikan Kawasan Industri Kariangau dengan kawasan industri Buluminung. Agar memperkuat pengembangan industri hilir. Pemprov Kaltim pun telah mengusulkan integrasi KIK dan Buluminung ke pemerintah pusat. “Pelabuhan peti kemas sudah beroperasi di Kariangau dan pelabuhan untuk CPO ada di Buluminung,” kata Awang. Pengembangan kawasan industri tersebut, merupakan strategi untuk melakukan diversifikasi ekonomi dan melepaskan diri dari ketergantungan terhadap sektor pertambangan batu bara. Kawasan Industri Kariangau (KIK) berada di Kota Balikpapan dan Buluminung berada Kabupaten PPU yang akan dihubungkan melalui Jembatan Pulau Balang yang kini sedang dibangun. BELUM TERINTEGRASI Rencana mengintegrasikan Kawasan Industri Kariangau (KIK) dan Buluminung tampaknya masih akan memakan waktu panjang. Sebab hingga saat ini, Jembatan Pulau Balang belum juga terhubung. Jembatan yang akan menghubungkan dua kawasan tersebut. Dulu Pemporv Kaltim menargetkan jembatan tersebut rampung pada 2018. Ternyata meleset. Problemnya terkait mandeknya jalan pendekat dari sisi Kota Balikpapan. Yang masih sengketa. Alokasi anggarannya dari APBD Provinsi Kaltim. Saat ini, proses pembangunan jembatan senilai Rp 1,6 triliun tersebut baru sisi PPU yang sudah rampung. Jika sisi Balikpapan selesai maka tinggal pembanguan bentang jembatan yang akan didanai APBN. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, menargetkan pembangunan Jembatan Pulau Balang II akan selesai pada akhir tahun 2020. Lebih cepat dari target kontrak pekerjaan yang selesai pada 2021. Progres pembangunan jembatan yang berada di atas Teluk Balikpapan tersebut sudah mencapai 71 persen hingga Desember 2019. “Dengan adanya rencana Ibu Kota Negara (IKN) baru di Kaltim, maka jalan akses di sisi Penajam yang dikerjakan oleh Pemerintah Kabupaten PPU dan jalan akses Balikpapan oleh Pemerintah Provinsi Kaltim akan saya dorong untuk dapat diselesaikan juga,” kata Menteri Basuki, ketika berkunjung ke Kaltim akhir tahun lalu. Bahkan diungkapkan Menteri Basuki, sedang dikaji rencana menyambungkan jembatan tersebut dengan jaringan Jalan Tol Balikpapan menuju kawasan IKN. Dikatakan Menteri Basuki, kehadiran Jembatan Pulau Balang II akan memperlancar konektivitas antara Samarinda, Balikpapan dengan Ibu Kota Negara (IKN) baru di Kabupaten PPU. (*) Pewarta: Darul Asmawan Editor : Devi Alamsyah
Buluminung Masih Setengah Hutan
Sabtu 29-02-2020,23:26 WIB
Editor : Benny
Kategori :