Namun, ironisnya, kelangkaan justru menghantam Pertamax yang notabene tidak disubsidi.
"Berbeda dengan Pertalite yang memang disubsidi dan penggunaannya dibatasi, Pertamax adalah BBM nonsubsidi. Namun, kelangkaan ini justru menimbulkan pertanyaan besar. Kami ingin tahu akar permasalahannya, jangan sampai masyarakat yang menjadi pihak yang dirugikan," tegasnya.
Berdasarkan pengamatannya di lapangan, Subari menambahkan bahwa fenomena kelangkaan Pertamax ini terjadi nyaris di seluruh penjuru Balikpapan. Situasi ini dikhawatirkan akan memicu keresahan di tengah masyarakat.
Oleh sebab itu, ia menengaskan Komisi II berinisiatif untuk melakukan investigasi mendalam dan mengevaluasi secara menyeluruh sistem distribusi BBM di Kota Minyak ini.
"Kami akan telusuri lebih jauh, di mana sebenarnya sumbatan masalah ini terjadi, apakah murni persoalan distribusi atau ada faktor lain di baliknya. Yang pasti, prioritas utama kami adalah memastikan tidak ada satu pun warga Balikpapan yang menjadi korban dari situasi ini," pungkas Subari.