Farida juga menekankan pentingnya peran konseling bagi anak-anak yang menjadi korban kekerasan.
BACA JUGA: Januari Belum Usai, Sudah Ada 6 Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak di Berau
BACA JUGA: Darurat Kekerasan Seksual Anak di Dunia Maya, FSGI Dukung Pembatasan Medsos
Dikatakan bahwa dampak dari kekerasan terhadap anak tidak hanya terlihat dari fisik, tetapi juga dapat memengaruhi perilaku dan perkembangan mental mereka.
Oleh karena itu, layanan konseling yang dilakukan oleh tenaga profesional, seperti psikolog, sangat diperlukan untuk membantu pemulihan anak-anak korban kekerasan.
“Kami ingin agar anak-anak yang menjadi korban kekerasan bisa kembali menjalani kehidupan dengan baik, dan untuk itu mereka membutuhkan pendampingan serta terapi yang tepat,” pungkas Farida.
Dengan semakin tingginya jumlah kasus kekerasan terhadap anak, PT2TP2A berharap masyarakat dapat bekerja sama dalam mencegah dan melaporkan kejadian kekerasan demi menciptakan lingkungan yang lebih aman dan ramah bagi anak-anak di Kutai Kartanegara.