"Kendalanya karena memang tempat karaoke diskotek artinya memang banyak sekali material yang mudah terbakar di diskotek," jelasnya.
BACA JUGA: Persiapkan Dirimu, Pemkot Samarinda akan Buka 2.200 Formasi PPPK dan 100 CPNS
BACA JUGA: Kejati Kaltim Geledah Kantor Perusda BKS, Diduga Ada Kerja Sama Bermasalah dengan Pihak Swasta
Dalam insiden ini, 12 orang dilaporkan terjebak di lantai 9 saat kebakaran terjadi.
Mereka berhasil menyelamatkan diri dengan naik ke lantai tertinggi gedung, tempat petugas damkar menggunakan mobil bronto skylift untuk mengevakuasi mereka.
Beruntung, 9 korban yang terdiri dari 8 pria dan 1 perempuan tidak mengalami luka berarti.
Namun, 3 orang masih dikabarkan hilang akibat kejadian ini.
BACA JUGA: Perhiasan Rp50 Juta Raib saat Liburan, Dokter Muda Tak Sangka Pelakunya Orang Dekat
BACA JUGA: Koin Jagat Picu Kerusakan Fasilitas Umum di Sejumlah Kota, Begini Respons Komdigi
Glodok Plaza: Saksi Sejarah yang Terbakar
Kebakaran ini tidak hanya menjadi peristiwa tragis, tetapi juga menghanguskan salah satu gedung bersejarah di Jakarta.
Glodok Plaza, yang dibangun pada awal 1980-an, pernah menjadi pusat perbelanjaan elektronik terbesar dan terpopuler di Jakarta pada masanya.
Berlokasi di kawasan Glodok yang dikenal sebagai Chinatown terbesar di Indonesia, tempat ini menjadi ikon perdagangan elektronik hingga akhir 1990-an.
Pada masa keemasannya, Glodok Plaza menawarkan berbagai produk elektronik dengan harga bersaing, menarik pembeli dari seluruh penjuru Jakarta dan sekitarnya.
BACA JUGA: Borneo FC dan Pieter Huistra Resmi Berpisah, Era Baru Menanti Pesut Etam
BACA JUGA: Ini Skenario Persiba Balikpapan Lolos Babak 6 Besar PNM Liga Nusantara
Namun, kerusuhan Mei 1998 meninggalkan bekas luka mendalam. Kerusuhan tersebut menghancurkan sebagian besar kawasan Glodok, termasuk Glodok Plaza, yang kemudian direnovasi dan berupaya bangkit.