BMKG Ungkap Penyebab Tingginya Curah Hujan di Kaltim Akhir-akhir ini

Senin 23-12-2024,12:01 WIB
Reporter : Hariadi
Editor : Hariadi

SURABAYA, NOMORSATUKALTIM – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan penyebab meningkatnya curah hujan di berbagai wilayah Indonesia belakangan ini, termasuk di Kalimantan Timur (Kaltim). 

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menjelaskan bahwa fenomena La Nina Lemah menjadi salah satu faktor utama yang memicu tingginya intensitas hujan tahun ini.

“Musim hujan tahun ini berbeda dengan tahun lalu. Tahun lalu kita menghadapi El Nino yang bersifat kering, sedangkan tahun ini adalah La Nina Lemah," ungkap Dwikorita dalam Rakor Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi di Surabaya, belum lama ini. 

"Fenomena ini menjadi booster pertumbuhan awan-awan hujan sehingga intensitas dan volume hujan meningkat. Di Indonesia, curah hujan meningkat 20 hingga 40 persen di sebagian besar wilayah,” ungkap Dwikorita, dikutip dari siaran pers, pada Senin (23/12/2024).

BACA JUGA: 'Hujan Bintang' di HUT Paser ke-65, Ada D'Bagindas, Ada Band dan Sejumlah Artis Top Lainnya

BACA JUGA: Awang Faroek Ishak Tutup Usia, Akan Dikebumikan di Makam Keluarga Kelambu Kuning

La Nina Lemah yang terjadi kali ini ditandai oleh anomali suhu permukaan laut di Samudra Pasifik yang lebih dingin dari biasanya. 

Selain itu, Dwikorita menyebutkan dinamika atmosfer lain seperti Madden-Julian Oscillation (MJO), gelombang Rossby, dan gelombang Kelvin turut memperkuat kondisi atmosfer yang mendukung terjadinya hujan lebat di berbagai daerah. 

Potensi Cold Surge atau seruakan udara dingin dari daratan Asia (Siberia) juga diproyeksikan aktif selama periode Natal dan Tahun Baru.

Di saat yang sama, Indonesia yang terletak di antara dua benua dan dua samudra, juga menghadapi dampak bibit siklon tropis. 

BACA JUGA: Balita di Balikpapan Diduga Jadi Korban Kekerasan Seksual, Terduga Pelaku adalah Pemilik Kos

BACA JUGA: Gelapkan Limit Pinjaman Nasabah hingga Rp75 Juta, Mantan Karyawan Kreditplus Balikpapan Dibui

Hal ini tidak hanya memicu angin kencang dan gelombang tinggi, tetapi juga cuaca ekstrem yang semakin memperburuk kondisi. 

“Saat ini, Indonesia berada di puncak musim penghujan. Dengan kombinasi La Nina dan dinamika atmosfer lainnya, hujan lebat dan cuaca ekstrem menjadi lebih sering terjadi,” jelas Dwikorita.

BMKG sejak November 2024 telah rutin mengeluarkan peringatan dini terkait potensi bencana hidrometeorologi, termasuk banjir, tanah longsor, gelombang tinggi, dan banjir rob. 

Kategori :