Belum Ada yang Sekuat Rita di Kukar

Senin 20-01-2020,12:06 WIB
Reporter : Benny
Editor : Benny

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Kutai Kartanegara (Kukar) kembali ke titik nol. Jika periode sebelumnya banyak yang enggan berhadapan dengan incumbent Rita Widyasari, sekarang justru sebaliknya. Kukar jadi incaran sejumlah politisi untuk berebut kursi kepala daerah.   BEBERAPA Bulan lalu sempat beredar video Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) Edi Damansyah bersama Rita Widyasari. Dalam video tersebut Edi Damansyah yang dulu menjadi wakil bupati saat Rita menjabat sebagai Bupati Kukar, meminta dukungan Rita. Tidak diketahui kapan waktu pengambilan video tersebut. Besar dugaan video diambil di Jakarta. Melalui orang dekatnya. Edi memang berkunjung saat Sidang PK di Pengadilan Tinggi Tipikor, Jakarta Pusat. Dalam percakapan, mantan bupati Kukar itu berpesan agar menjaga Pilkada 2020 tetap damai. Dengan durasi 0:34, Rita mengajak masyarakat memilih Edi. “Dan jangan lupa bos,” ucap Rita sambil menunjuk Edi. “Namanya bunda,” sambung Edi. “Edi Damansyah,” sahut Rita. Beredarnya video tersebut, entah siapa yang mulai menyebarkan itu, menandakan masih belum percaya dirinya Edi Damansyah sebagai incumbent untuk bisa memenangkan telak pertarungan pada Pilkada tahun ini. Berharap para pendukung Rita bisa beralih. ***** Saat ini, menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kukar 2020 masih tampak adem ayem. Partai politik maupun tokoh yang berpotensi maju, masih saling intip kekuatan satu sama lain. Sejauh ini, baru Partai Golkar yang memenuhi persyaratan untuk mengusung pasangan calon bupati dan wakil bupati. Berkat perolehan Partai Golkar yang mampu merebut 13 kursi di DPRD Kukar 2019-2024. Namun, hingga kini partai berlambang pohon beringin tersebut memilih santai dalam hal penjaringan nama yang bakal diusung. Selain cukup syarat mengajukan paslon dengan minimal sembilan kursi, Partai Golkar diketahui memiliki segudang kader terbaik. Di kabupaten maupun di provinsi. Santer dari Partai Golkar beberapa nama yang memiliki peluang maju di Pilkada Kukar. Seperti HM Syahrun, Sarkowi V Zahry, anggota DPRD Provinsi Kaltim Salehuddin, Isnaini, Hasanuddin Mas'ud hingga Ketua Fraksi Golkar DPRD Kukar Rendi Solihin. Dua nama terakhir bahkan terpampang di baliho yang ada di Kukar. Namun Sekretaris Partai Golkar Kaltim Abdul Kadir memastikan, jika DPD Partai Golkar Kukar belum melakukan proses apapun. Termasuk proses penjaringan nama bakal calon bupati dan wakil bupati. Hal ini diungkapkannya karena DPD Partai Golkar Kukar baru saja melakukan revitalisasi ditubuh kepengurusannya. Prihal peluang kader yang bakal diusung untuk Pilkada Kukar. Kadir memastikan memiliki peluang yang sama besar. "Semua kader di Golkar punya peluang sama untuk didukung dan diusung Partai Golkar, siapapun itu," jelas Kadir pada Disway Kaltim. Tapi tetap Partai Golkar akan melakukan proses penjaringan. Dimulai proses penjaringan internal, proses rapat pleno di kabupaten, Rapimnas, dan terakhir rapat pleno di DPP yang akan menentukan nama yang diusung untuk bertarung. Ketua Harian Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I Partai Golkar Kaltim, Makmur HAPK saat dikonfirmasi Disway Kaltim juga akan mempertimbangkan kadernya bisa berpeluang masuk menjadi Kukar 1. "Semua kita pertimbangkan. Diinternal kita ada Syahrun, generasi muda ada Rendi, Sarkowi, dan Hasanuddin. Harapan kita Kukar seperti dulu lagi bisa mempertahankan (kepala daerah)," harapnya. ***** Berbeda dengan Partai Golkar, partai politik lainnya saat ini masih menggodok nama-nama siapa saja yang akan diusung di Pilkada Kukar 2020. Mulai dari PDIP, Gerindra, PAN-PKS-PPP (koalisi 531), Partai NasDem, PKB ramai melakukan penjaringan sejak 2019 lalu. Seluruh partai politik mengaku masih saling menjalin komunikasi satu sama lainnya. Saling mencari kecocokan dan chemistry. Dan melakukan lobi-lobi politik untuk mencari kans menang di pilkada nanti. Namun tensi politik mulai mendingin kembali, lantaran dengan alasan masih menunggu arahan DPP masing-masing partai politik. Nama-nama yang sementara memanaskan bursa pilkada di Kukar. Yakni Edi Damansyah, Awang Yacoub Luthman (AYL), Syaifuddin Marzuki, Darlis Pattalongi, Ghufron Yusuf, Ida Prahastuty, Novita Ikasari, Edi Subandi, eks Ketua KPU Junaidi Samsuddin, Hasanuddin Mas'ud, dan Rendi Solihin. Untuk nama pertama, yaitu Edi Damansyah jelas memiliki kans besar untuk diusung oleh PDIP. Selain dirinya adalah petahana, Edi saat ini juga memiliki elektabilitas yang lumayan tinggi. Terlebih sang petahana memang bergerilya ke seluruh partai yang membuka penjaringan. Seperti penjaringan di Partai Gerindra, Partai NasDem, Koalisi 531, PKB. Bahkan tersiar kabar burung, jika Edi Damansyah akan diusung bersama Rendi Solihin. Politisi muda Partai Golkar yang berhasil memperoleh suara terbanyak untuk Golkar. Di daerah pesisir Kukar. "Ya kalau rencana kan boleh, tapi keputusan ditangan DPP, kita hanya sebatas mengajukan nama-nama saja," ucap Wakil Pimpinan DPRD Kukar dari PDIP Didik Agung Eko Wahono. Sedangkan Awang Yacoub Luthman (AYL) yang berpotensi menjadi lawan tangguh bagi Edi Damansyah. Juga melakukan hal serupa. Memasuki seluruh penjaringan yang dibuka partai politik. Bahkan AYL dikabarkan ingin menggandeng Syaifuddin Marzuki (Guru Handil), yang notabene tokoh dan ulama pesisir Kukar. Begitupun dengan Darlis Pattalongi. Ketua DPW PAN Kaltim memiliki track record sebagai anggota DPRD Kaltim periode 2014-2019 dapil Kukar dan Kubar. Sehingga sedikit banyak memiliki hubungan emosional dengan Kukar. Sama halnya dengan Novita Ikasari yang pernah maju untuk DPR RI dapil Kaltim. Untuk maju di Pilkada Kukar, sosok yang sering disapa Bunda Vita tersebut menyiapkan modal hingga Rp 100 miliar untuk ikut berkompetisi. Untuk Ghufron Yusuf - Ida Prahastuty, pasangan ini cukup unik. Keduanya selalu mengikuti proses penjaringan di semua partai. Namun mematok harga mati untuk berpasangan. Tidak ingin dipisahkan. Menurut keduanya, lebih baik mundur daripada berpisah pasangan. Sehingga keduanya pun bersiap jika harus melalui jalur independen. "Sampai hari ini masih menunggu konfirmasi dan komunikasi dengan parpol dulu, sampai sejauh mana ujungnya," ucap Ida beberapa waktu lalu. Mantan Sekda era Alm Syaukani, Edi Subandi juga ikut meramaikan Pilkada Kukar. Sosok yang dikenal dekat Alm Syaukani ini juga menunggu konfirmasi dan komunikasi dari parpol. Namun ia mengaku tahu diri dan lebih mempersiapkan diri untuk maju jalur independen. Sebagai langkah pertama, yakni menggandeng eks Ketua KPU periode 2014-2019 Junaidi Samsuddin. Alasan memilih Junaidi, karena masih muda dan belum terkontaminasi kasus korupsi. Tidak hanya itu, alasan utamanya karena kesamaan visi dan misi untuk Kukar ke depan. "Insya Allah sudah mantap (pilih Junaidi)," tegas Edi Subandi. ***** Hasanuddin Mas’ud sendiri kepada Disway Kaltim mengaku sudah mempersiapkan strategi untuk diusung Golkar. Apalagi, ia percaya diri menatap Pilkada Kukar, seiring adanya survei di media yang memperhitungkan dirinya pada papan atas. "Tapi kita tunggulah survei internal Golkar ini sendiri kan masih jalan. Mudah-mudahan Maret akhir sudah bisa menentukan pilihan," tegasnya. Tahapan Pilkada 2020 sudah berjalan di KPUD Kabupaten Kota. Penyerahan syarat dukungan calon kepala dan wakil kepala daerah independen hingga 5 Maret 2020. Pendaftaran pasangan calon pada 16 - 18 Juni 2020. Dan pelaksanaan pemungutan suara pada 23 September 2020. ***** BISA EMPAT PASANG CALON Melihat perkembangan situasi politik menuju Pilkada Kukar 2020. Pengamat politik sekaligus Dekan Fisip Unikarta Zulkifli menyebutkan, peluang pasangan yang akan bertarung di Pilkada 2020 mendatang sebanyak empat pasangan calon. Tiga pasang dari partai politik, dan satu pasang dari independen. Karena apabila ada dua pasang jalur independen, menurutnya tidak memungkinkan. Lantaran sistem verifikasi yang dilakukan oleh KPU nantinya sangat ketat. Apalagi tiap pasangan independen wajib memiliki dukungan sebanyak 41.273 di minimal 10 kecamatan di Kukar. "Nanti dimungkinkan pasti ada dukungan ganda di salah satunya," ucap Zulkifli. Diketahui memang ada dua pasang yang ancang-ancang ingin maju independen. Walaupun masih sama-sama menunggu peluang di partai politik. Yakni Ghufron Yusuf-Ida Prahastuty dan Edi Subandi-Junaidi Samsuddin. Walaupun kedua pasangan tersebut menunggu parpol, keduanya juga mengklaim sudah mendapat dukungan untuk maju independen. Dan sudah hampir mencukupi syarat minimal dukungan. Namun menurut Zulkifli, itu sangatlah wajar di politik. Dengan pertimbangan bisa menjadi tolok ukur dan harapan bisa dilirik oleh partai politik. Ataupun sebagai pertimbangan bagi calon lain. Zulkifli menuturkan, sejauh ini nama-nama yang sangat siap untuk bertarung di Pilkada Kukar 2020, seperti Edi Damansyah, Awang Yacoub Lutan (AYL) serta Ghufron Yusuf. Menurutnya ketiga calon ini memiliki cukup elektabilitas di Kukar. Namun calon lain yang saat ini gencar mempromosikan dirinya untuk maju di Pilkada Kukar nanti, seperti Ketua DPW PAN Kaltim Darlis Pattalongi, Novita Ikasari, dan Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Kukar Rendi Solihin. Ketiganya mengklaim memiliki kekuatan di wilayah pesisir Kukar. Namun kembali lagi bagaimana ketiganya bisa menyakinkan partai untuk menggaet ketiganya. Seperti Darlis Pattalongi, Zulkifli menjelaskan memang memiliki track record sebagai anggota DPRD Provinsi Dapil Kukar-Kubar. Namun elektabilirasnya di Kukar masih sangatlah kecil. Sedangkan Ika Novitasari tinggal bagaimana dirinya bisa menjalankan mesin tim suksesnya ketika maju pada Pileg 2019 lalu. Dan nama terakhir Rendi Solihin, Zulkifli menjelaskan jika Rendi masih orang baru di dunia politik Kukar. Walaupun Rendi diketahui berasal dari daerah pesisir, dan menjadi peraih suara terbanyak untuk Golkar pada pileg lalu. Namun Kukar bukan hanya di pesisir saja. Sehingga walaupun Rendi memiliki potensi, sebaiknya fokus di DPRD Kukar untuk memenuhi janji politik dan melakukan yang terbaik. Untuk mengukir karya terbaik. Jika ingin tetap mencalonkan pada periode selanjutnya, sudah memiliki track record yang baik dan membanggakan. "Tergantung mereka bagaimana menyakinkan partai dengan elektabilitas," lanjut Zulkifli. Terkait calon yang bisa menyaingi kekuatan Rita Widyasari (RW)  di Kukar. Zulkifli belum ada melihat itu, bahkan mengarah pun tidak ada. Lantaran Rita Widyasari memiliki jejaring politik yang diwariskan oleh orang tuanya saat menjadi orang nomor satu di Kukar. Karena itu, saking kuatnyar Rita, kendati banyak partai besar yang mendukungnya pada pilkada periode sebelumnya, namun Rita tetap memilih jalur independen dengan tingkat persentase  elektabilitas yang fantastis. ***** PDIP SUDAH USULKAN EDI Nama Edi Damansyah akan diusulkan PDIP Kaltim ke DPP PDIP, untuk diusung partai berlambang banteng itu maju di Pilkada Kutai Kartanegara (Kukar). Ini dibeberkan Sekretaris DPD PDIP Kaltim Ananda Emira Moeis. Edi Damansyah, saat ini menjabat sebagai bupati Kukar. "Kalau Kukar, Pak Edi Damansyah yang kita usulkan ke DPP PDIP. Usulan kita (DPD PDIP Kaltim). Sifatnya usulan, karena yang menentukan untuk diusung kan DPP," kata Ananda E. Moeis kepada Disway Kaltim, Rabu (15/1/2020). Dikatakan Nanda (sapaan akrab Ananda E. Moeis), Edi saat ini telah menjadi bagian dari PDIP. Ya, ia telah berstatus sebagai kader partai berlambang banteng itu. Keaktifannya di PDIP saat ini, salah satu yang jadi pertimbangan DPD PDIP Kaltim mengusulkan namanya ke DPP PDIP untuk Pilkada Kukar. "Pak Edi sudah jadi kader. Sekarang ini sering turun, terlibat dalam pembentukan anak ranting dan ranting. Tinggal nanti wakilnya, itu yang akan kita godok lagi," lanjut politisi perempuan itu. (*) Pewarta : M Rafii, Muslim Hidayat, Ariyansah Editor : Devi Alamsyah  

Tags :
Kategori :

Terkait