CHICAGO, NOMORSATUKALTIM — Harga minyak dunia mencatat kenaikan setelah serangan rudal jarak jauh Ukraina ke wilayah Rusia.
Serangan ini memicu kekhawatiran pasar terhadap eskalasi konflik yang dapat memperburuk stabilitas energi global.
Dilansir dari laporan anggota jaringan Disway, pada perdagangan Selasa, 19 November 2024, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Desember naik sebesar 23 sen atau 0,33 persen menjadi USD 69,39 per barel.
Padahal, sepanjang tahun ini, minyak mentah WTI tercatat mengalami penurunan sekitar 3 persen.
BACA JUGA: Isuzu Traga Kendaraan Tangguh Terjang Banjir di Kota Tepian
BACA JUGA: Aparat TNI Mahulu Amankan 2 Senjata Rakitan dan 7 Butir Kaliber Milik Warga
Sementara itu, harga minyak Brent untuk kontrak Januari naik 1 sen atau 0,01 persen menjadi USD 73,31 per barel.
Sebelumnya minyak Brent terpantau mengalami penurunan hampir 5 persen sejak awal 2024.
Konflik Meningkatkan Tekanan Pasar
Dampak langsung terhadap harga minyak ini muncul setelah Ukraina meluncurkan 6 rudal ATACMS buatan Amerika Serikat ke wilayah Bryansk di Rusia, pada Selasa malam, 19 November 2024.
Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan bahwa 5 rudal berhasil dihancurkan, sementara satu rudal menghantam fasilitas militer dan menyebabkan kebakaran besar.
BACA JUGA: Proyeksi APBD 2025 PPU capai Rp 2,851 Triliun, Optimis Disahkan Tepat Waktu
BACA JUGA: Kukar Jadi Salah Satu Daerah Paling Rawan Pelanggaran Pilkada di Kaltim
Serangan tersebut tidak menimbulkan korban jiwa, tetapi menghancurkan depot senjata.
Serangan ini dilakukan dengan persetujuan Presiden AS Joe Biden, yang baru-baru ini mengizinkan Ukraina menggunakan senjata tersebut dalam konflik melawan Rusia.
Langkah Biden ini dinilai sebagai perubahan besar dari kebijakan Washington sebelumnya.