Debat Pilkada Kukar: Paslon 01 Janji Tambah Beasiswa, 02 Soroti Kesenjangan, 03 Tawarkan Pendidikan Gratis

Selasa 12-11-2024,08:00 WIB
Reporter : Ari Rachiem
Editor : Hariadi

KUTAI KARTANEGARA, NOMORSATUKALTIM – Pendidikan menjadi topik hangat dalam Debat Publik Pilkada Kutai Kartanegara (Kukar) 2024, pada Senin malam, 11 November 2024. 

Isu ini didorong oleh potensi besar APBD Kutai Kartanegara (Kukar) untuk menyediakan fasilitas dasar yang memadai bagi masyarakat.

Moderator Debat Pilkada Kukar 2024 membuka sesi dengan pertanyaan tentang strategi pasangan calon dalam meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kukar, khususnya dalam bidang pendidikan dan kesehatan.

Pasangan calon (paslon) 03 Dendi Suryadi-Alif Turiadi menekankan bahwa pendidikan gratis dapat mengurangi jumlah anak putus sekolah.

BACA JUGA: KPID Kaltim Ikut Pantau Jalannya Pelaksanaan Pilkada

BACA JUGA: Hotel FOX Lite Samarinda Rayakan Anniversary Ke-2: Fasilitas Oke, Pelayanan Makin Baik

“Pendidikan harus gratis dari TK hingga SMP. APBD kita sangat cukup untuk menggratiskan semuanya, bukan hanya SPP tetapi juga seragam, baju olahraga, buku, makanan bergizi, hingga fasilitas sekolah,” ujar Dendi.

Dendi juga menyebut perlunya perbaikan fasilitas sekolah untuk meningkatkan minat belajar siswa.

“Insentif untuk guru, fasilitas seperti toilet sekolah, semua harus layak sehingga anak-anak merasa senang bersekolah,” jelasnya.

Jika terpilih, Dendi-Alif berkomitmen memaksimalkan penggunaan APBD, yang dinilai cukup besar, demi pembangunan di sektor pendidikan dan kesehatan

BACA JUGA: Motor Roda Tiga Sasar Sampah di Pasar Babulu PPU

BACA JUGA: DP3 Kota Balikpapan Salurkan 40 Ton Beras Cadangan Pangan untuk Masyarakat

“Kalau Tidak Gratis Bukan Kutai Kartanegara namanya,” tegas Dendi.

Di sisi lain, paslon nomor dua, Awang Yacoub Luthman (AYL)-Akhmad Zais (AZA), menyoroti kesenjangan akses pendidikan, terutama di daerah terpencil seperti Hulu Mahakam dan kawasan pesisir Kukar.

“Di daerah Hulu Mahakam dan pesisir, banyak masyarakat kita yang masih hidup miskin dan belum tersentuh pendidikan yang memadai. Program peningkatan ekonomi daerah harus sejalan dengan peningkatan pendidikan,” ungkap Zais.

Kategori :