MAHULU, NOMORSATUKALTIM – Mewakili Bupati Mahakam Ulu (Mahulu), Bonifasius Belawan Geh, Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Agustinus Teguh Santoso, membuka Workshop Manajemen Mitigasi Risiko Pengadaan Barang dan Jasa (Barjas) Pemerintah di Hotel Mercure Samarinda, Jumat (25/10/2024).
Workshop yang diselenggarakan oleh Bagian Pengadaan Barang dan Jasa Sekretariat Daerah Kabupaten Mahulu ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi para pelaku pengadaan barang/jasa di lingkungan Pemerintah Kabupaten Mahulu, dalam menghadapi berbagai risiko yang mungkin muncul dalam proses pengadaan.
Dalam sambutannya yang disampaikan oleh Asisten I, Bupati Mahulu menekankan pentingnya manajemen risiko dalam pengadaan barang dan jasa sebagai bagian dari penyelenggaraan pemerintahan yang efektif dan efisien.
BACA JUGA:Pemulihan Pasca Banjir, Pemkab Mahulu Beri Bantuan Sarana Pendidikan untuk PAUD hingga SMP
BACA JUGA:Tekan Angka Kematian Ibu dan Stunting, Pemkab Mahulu Laksanakan KBKR
“Namun, dalam pelaksanaannya, ada tantangan dan risiko yang perlu dikelola agar tidak berdampak negatif dari segi administratif, hukum, maupun operasional,” ujar Bupati.
Bupati juga menyampaikan beberapa isu strategis yang mendasari pentingnya workshop ini. Seperti ketidaksesuaian prosedur dalam pengendalian kontrak, kurangnya perhatian pada mitigasi risiko dalam perencanaan pengadaan, serta pentingnya pemahaman yang lebih baik tentang manajemen risiko di kalangan pelaku pengadaan.
“Mitigasi risiko yang tepat dapat melindungi pelaku pengadaan dari potensi masalah hukum dan kerugian negara,” jelasnya.
BACA JUGA:Sekda Mahulu: Peran Ormas dalam Proses Pilkada 2024 Sangat Penting
Workshop ini diharapkan dapat memberikan pemahaman menyeluruh tentang pentingnya mitigasi risiko dalam pengadaan barang dan jasa, membantu meningkatkan efisiensi anggaran, dan mempersiapkan peserta untuk menghadapi potensi permasalahan di masa depan.
Bupati juga berharap agar seluruh peserta workshop memahami setiap materi yang disampaikan, mengidentifikasi potensi risiko pada tiap tahap pengadaan, dan konsisten menerapkan mitigasi risiko dalam setiap proyek pengadaan.
“Dengan budaya perbaikan berkelanjutan, kualitas pengadaan di Mahulu diharapkan terus meningkat dari waktu ke waktu,” tutupnya. (adv)