Salah satu kritik tajam datang dari Ubaid, seorang pemerhati pendidikan, yang menyatakan bahwa pemecahan Kemdikbudristek akan membuat sistem pendidikan semakin tidak terkoordinasi dengan baik.
"Saya berasumsi, jika kementerian ini dipecah, situasinya justru akan semakin kacau. Saat ini saja, ketika berada dalam satu kementerian, sinergi antara sektor-sektornya masih kurang memadai. Apalagi jika masing-masing dipisahkan," ujar Ubaid dalam wawancaranya dengan Disway.id pada 15 Oktober 2024.
Sebagai contoh, Ubaid menyoroti permasalahan terkait kualitas guru di Indonesia, yang saat ini berada di bawah Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK).
Menurutnya, kebijakan terkait peningkatan kualitas guru sering kali tidak selaras dengan kebijakan di Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) yang berada di bawah Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi.
Ketidakselarasan ini menjadi salah satu bukti bahwa pemisahan fungsi-fungsi pendidikan hanya akan memperburuk koordinasi dan kinerja sektor pendidikan.
BACA JUGA : SMRC: 10 Tahun Kepemimpinan Jokowi, Indonesia Menuju Negara Otokrasi
Oleh karena itu, Ubaid dan sejumlah pengamat lainnya menekankan bahwa jika pemerintah serius ingin memajukan pendidikan di Indonesia, yang dibutuhkan bukanlah pemisahan kementerian, melainkan perbaikan, reformasi, serta inovasi dalam tata kelola pendidikan.
Mereka berpendapat bahwa perubahan-perubahan tersebut harus fokus pada meningkatkan sinergi antar bidang pendidikan dan kebudayaan.
Sehingga semua elemen dapat bekerja bersama secara lebih efektif dalam mencapai tujuan pendidikan yang lebih merata dan berkeadilan bagi semua lapisan masyarakat.
Dengan demikian, meskipun pemecahan Kemdikbudristek menjadi beberapa kementerian dapat dilihat sebagai upaya untuk meningkatkan fokus pada masing-masing bidang, langkah ini juga membawa risiko besar jika tidak dibarengi dengan strategi yang matang dan koordinasi yang baik antar sektor.
BACA JUGA : Kapolres Mahulu: Penyelidikan Kasus Kematian Karyawan PT BBS Masih Berjalan