“Paslon 02 mewakili suara masyarakat lokal, Paslon 03 membawa visi baru yang mungkin mengacu pada pemerintahan sebelumnya. Sementara Paslon 01 konsisten dengan kebijakan mereka sebagai petahana,” jelasnya.
Jumansyah menambahkan bahwa masyarakat di Kutai Kartanegara bersifat dinamis, dan Pilkada kali ini diperkirakan akan berbeda dengan Pilkada 2019 di mana petahana hanya berhadapan dengan kotak kosong.
BACA JUGA: Jokowi Masih Optimistis, Indonesia Bakal Jadi 3 Besar Kekuatan Ekonomi Asia
“Sekarang, dengan hadirnya 3 paslon yang memiliki karakter dan histori masing-masing, persaingan akan menjadi lebih ketat. Setiap Paslon harus memanfaatkan semua sumber daya yang mereka miliki untuk memenangkan hati pemilih,” tutup Jumansyah.