KUTIM, NOMORSATUKALTIM - DPRD Kutai Timur melakukan sosialisasi beberapa peraturan daerah (Perda) kepada masyarakat. Salah satu yang disosialisasikan adalah raperda gender yang dilakukan di Sangkulirang.
Joni mengungkapkan bahwa salah satu yang disosialisasikan adalah raperda gender yang ditempatkan di Sangkulirang.
"Perda gender itu di Sangkulirang," ujar Ketua DPRD Kutim Joni, saat ditemui di halaman kantor DPRD Kutim pada Senin, 3 Juni 2024.
Menurut Joni, pemilihan Sangkulirang sebagai lokasi sosialisasi didasarkan pada kebutuhan untuk meningkatkan kesadaran dan pemberdayaan gender di wilayah tersebut.
"Kita ingin mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan di Sangkulirang. Dengan adanya sosialisasi ini, kita harap masyarakat lebih memahami pentingnya kesetaraan gender," jelasnya.
Joni menekankan bahwa keterlibatan masyarakat dalam proses ini sangat penting. "Keterlibatan masyarakat merupakan hal yang wajib karena masih bersifat rancangan. Masukan dari masyarakat sangat diperlukan untuk menyempurnakan perda ini," tuturnya.
Dia juga menjelaskan perbedaan proses sosialisasi perda saat ini dibandingkan dengan masa lalu. "Dulu kita sosialisasikan perda yang sudah jadi. Sekarang, kita sosialisasikan perda yang belum jadi, baru mau digarap. Kita sosialisasikan terlebih dahulu, jika sudah memenuhi syarat baru kita sahkan," kata Joni.
Dengan melibatkan masyarakat sejak awal, Joni berharap perda gender yang dihasilkan nanti benar-benar mencerminkan kebutuhan dan aspirasi masyarakat.
"Jadi nanti tidak ada lagi yang namanya tidak melibatkan masyarakat. Sebelum raperda disahkan, masyarakat sudah tahu bahwa sudah ada raperda itu karena kita sudah bahas bersama dengan masyarakat sebelumnya," tambahnya.
Proses ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam mewujudkan kesetaraan gender.
"Dengan sosialisasi ini, kita berharap masyarakat lebih paham dan mendukung upaya kita dalam mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan," ujarnya.
DPRD Kutim berkomitmen untuk terus mengedukasi dan melibatkan masyarakat dalam setiap proses pembuatan peraturan daerah. Dengan demikian, diharapkan perda yang dihasilkan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat luas. (*/adv/one)
Post View: