Di antaranya, Dinkes Balikpapan berencana menjalin kerja sama dengan fakultas kedokteran dari seluruh universitas terkemuka di Indonesia. Seperti UI, UGM, Unair dan lain sebagainya.
Diakui oleh dr Andi, kekurangan tenaga kesehatan menjadi tantangan bagi pihaknya. Terutama saat Kota Minyak sedang menghadapi tantangan munculnya beragam penyakit dan kasusnya yang cenderung meningkat.
Jika sebelumnya ada COVID-19, tutur dr Andi, saat ini Pemkot ditantang menuntaskan stunting.
Selain itu, kasus tuberkulosis (TBC) angkanya terus naik.
Ada juga penyakit tidak menular tapi berisiko tinggi terhadap kematian seperti jantung, diabetes, stroke hingga kanker.
"Ini tantangan kita setelah pandemi COVID-19. Meski demikian Dinkes Balikpapan saat ini tengah berupaya mengendalikan diabetes yang kasusnya mengalami peningkatan," ucapnya.
Diakuinya, penyakit-penyakit yang tidak menular itu mengalami peningkatan kasus di Balikpapan.
Fakta-fakta Penyakit Tidak Menular Menurut WHO
- Penyakit tidak menular (PTM) atau Non Communicable Disease (NCD) membunuh 41 juta orang setiap tahunnya, setara dengan 74% dari seluruh kematian secara global.
- Setiap tahun, 17 juta orang meninggal karena NCD sebelum usia 70 tahun; 86% kematian dini terjadi di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah.
- Dari seluruh kematian akibat NCD, 77% terjadi di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah.
- Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab kematian NCD terbanyak, atau 17,9 juta orang setiap tahunnya, diikuti oleh kanker (9,3 juta), penyakit pernafasan kronis (4,1 juta), dan diabetes (2,0 juta termasuk kematian akibat penyakit ginjal yang disebabkan oleh diabetes).
- Keempat kelompok penyakit ini menyumbang lebih dari 80% dari seluruh kematian dini NCD.
- Penggunaan tembakau, kurangnya aktivitas fisik, penggunaan alkohol yang berbahaya, pola makan yang tidak sehat, dan polusi udara semuanya meningkatkan risiko kematian akibat NCD.
- Deteksi, skrining dan pengobatan PTM, serta perawatan paliatif, merupakan komponen kunci dalam respons terhadap PTM.