Samarinda, nomorsatukaltim.disway.id - Sejumlah antrean Bahan Bakar Minyak (BBM)) Bersubsidi di Kota Samarinda baru-baru ini sempat dikeluhkan warga. Bahkan Wali Kota Samarinda Andi Harun berencana melakukan komunikasi dengan Pertamina terkait persoalan ini.
Dari hasil penyelidikan PT. Pertamina Patra Niaga di lapangan, memang terjadi migrasi sejumlah konsumen BBM jenis Pertamax (non subsidi) ke jenis Pertalite (subsisi). Kondisi ini yang mengakibatkan terjadi peningkatan jumlah konsumsi masyarakat hingga menyebabkan sejumlah antrean.
Arya Yusa Dwicandra Area Manager Comunications Reletions & CSR Pertamina Patra Niaga Kalimantan menuturkan, bahwa memang disparitas harga antara Pertalite dan Pertamax saat ini dikisaran Rp 4.000. Kondisi ini yang mengakibatkan sejumlah antrean BBM bersubsidi jenis Pertalite menumpuk di sejumlah SPBU di Samarinda.
“Memang ada migrasi konsumen dari Pertamax ke Pertalite. Sehingga saya harap konsumen yang sebelumnya menggunakan Pertamax, untuk kembali menggunakan Pertamax kembali,” kata Takur sapaan akrabnya.
Arya Yusa Dwicandra Manager Com, Rel & CSR Pertamina Patra Niaga Area Kalimantan--
Menurut Takur, bahwa memang tidak ada pengurangan jumlah kuota BBM subsidi yang disalurakan ke Samarinda. Jumlahnya tetap, yaitu dalam sehari ada 400 Kilo liter didistribusikan ke 34 SPBU yang tersebar di kota tepian ini. (sam)