Mengerikan, Pria di Samarinda Tewas Diterkam Harimau Peliharaan Majikan

Sabtu 18-11-2023,21:04 WIB
Reporter : Hariyadi
Editor : Hariyadi

SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM - Tak banyak tetangga yang tahu jika rumah mewah di Jalan Wahid Hasyim II, Kelurahan Sempaja Barat, Kota Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim) ini ternyata menyimpan harimau yang ganas.

Semua ini akhirnya terbongkar pada Sabtu (18/11/2023), setelah Suprianda (27), tewas diterkam harimau Sumatera milik majikannya, pada pukul 11.00 WITA.

Suprianda sudah tiga tahun bekerja di rumah tersebut sebagai pemberi makan harimau dan anjing.

Hanifah, adik perempuan Suprianda menuturkan jika korban sudah lama ingin berhenti dari pekerjaan beresiko tersebut. Tapi selalu ditahan oleh majikannya.

"Dia sudah lama mau berhenti, karena mau diterkam sama harimaunya. Tetapi bosnya ini tidak percaya, mau bukti," tutur Hanifah kepada wartawan, saat ditemui di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdoel Wahab Sjahranie, pada Sabtu petang.

Ketakutan korban akhirnya terbukti, hidupnya berakhir setelah diterkam harimau berukuran besar tersebut pada Sabtu siang.

Atas kejadian ini, keluarga korban langsung melapor ke Polsek Sungai Pinang, untuk mendapatkan keadilan.

Harimau Ilegal

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur memastikan harimau milik pengusaha yang tinggal di Jalan Wahid Hasyim II, Kelurahan Sempaja Barat, Kota Samarinda tersebut ilegal alias tidak berizin.

"Sampai sekarang belum ada, belum dengar ada izin terkait kepemilikan harimau di Samarinda. Dengan kata lain ini ilegal," terang Kepala BKSDA Kaltim, Adi Wibawanto kepada wartawan di lokasi kejadian, Sabtu.

Adi melanjutkan, untuk sementara ini fokus BKSDA adalah mengevakuasi harimau tersebut. Untuk selanjutnya dilakukan tes DNA.

BKSDA ingin memastikan jenis harimau tersebut, apakah benar jenis harimau Sumatera yang berstatus nyaris punah. Atau jenis harimau Bengala asal india.

"Masih kita duga sementara ini harimau Sumatera. Tetapi akan kita pastikan dulu melalui tes DNA," kata Adi.

Adi menjelaskan, pun hewan predator ini dipelihara sejak kecil, bukan berarti insting berburunya hilang sama sekali. Bagaimanapun, harimau adalah hewan buas.

"Ini bukan satwa domestik seperti anjing atau kucing. Harimau adalah satwa liar. Jadi sifat alaminya pasti akan timbul," jelas Adi.

Berdasarkan informasi yang diterima, harimau penerkam Suprianda ini telah dipelihara sejak usianya masih hitungan bulan. Korban dipercaya majikannya untuk merawat bayi hewan buas tersebut.

Saat ini, harimau tersebut diperkirakan telah berusia 3 sampai 4 tahunan.

Adi masih belum bisa memastikan penyebab harimau tersebut menyerang perawatnya. Pihaknya masih akan melakukan observasi lebih lanjut.

"Dari kandang, kita tidak bisa tentukan stress atau tidak. Saya pun tidak tahu perilakunya seperti apa. Kita lakukan pendalaman,"

Sementara itu, langkah hukum BKSDA terkait kepemilikan hewan buas tersebut bakal ditempuh setelah hasil tes DNA keluar.

"Langkah hukum akan kita lakukan kalau hasil tes DNA keluar. Jadi, kita akan bawa ke lembaga konservasi di Tabang (Kutai Kertanegara), malam ini juga," tandas Adi.

Kronologi Kejadian

Sebelumnya, korban Suprianda, usia 27 tahun ditemukan tewas di dalam kandang harimau, milik pengusaha di Jalan Wahid Hasyim II, Kelurahan Sempaja Barat, Kota Samarinda, Sabtu (18/11/2023), sekitar pukul 14.30 WITA.

Kejadian ini terungkap saat istri korban penasaran karena handphone milik suaminya tak diangkat saat dihubungi, lantas menghubungi sang majikan.

Sang majikan kemudian meminta pembantunya untuk memanggil Suprianda. Namun, menurut informasi pembantunya tersebut, korban tak menyahut saat diteriaki dari luar kandang.

Akhirnya, sang majikan berinisiatif mencari tahu secara langsung, dengan cara datang ke kandang harimau.

Nahas, korban ditemukan dalam kondisi sudah meninggal dunia akibat terkaman harimau.

"Posisi pintu kandang itu ada dua. Yang satunya kemungkinan tidak dikunci sama Sur (panggilan akrab korban). Keluarnya dari situ, langsung diterkam. Saat bosnya datang itu, Sur di dalam kandang, kemungkinan ditarik ke dalam," terang Hanifah, adik korban kepada wartawan.

Setelah itu, butuh usaha yang cukup berat untuk mengeluarkan jenazah korban dari kandang harimau tersebut.

Majikan korban yang diketahui bernama Andre, dibantu karyawan lainnya berusaha mengalihkan perhatian harimau tersebut agar mau pindah kandang.

"Setelah harimaunya mau keluar, bos mengeluarkan jenazah kakak saya, dan memasukkannya ke dalam kolam air agar tidak digigit harimau lagi," tuturnya.

Meski berhasil dievakuasi, jenazah korban sudah dalam kondisi mengenaskan. Kepalanya hancur dicabik harimau, sementara tangan dan kakinya terpisah dari badan.

Sementara itu, korban meninggalkan dua orang anak dan seorang istri yang tengah hamil tua.

Kategori :