Nomorsatukaltim.com - Proses penyerahan usulan dua nama calon wakil walikota Balikpapan masih belum jelas. Drama kursi kosong wawali masih berlanjut, dua tahun lebih publik dipaksa menunggu proses itu.
Lalu, kapan pendamping Walikota Balikpapan, Rahmad Mas'ud bakal terealisasi, mengingat sisa masa jabatan kepala daerah Balikpapan tinggal satu tahun lagi.
Panitia Pemilihan yang dibentuk Parlemen Balikpapan seperti jalan di tempat. Hal ini karena proses penggodokan dua nama calon masih alot, dibahas melalui proses lobi-lobi politik antar koalisi.
Wakil Ketua Panlih Wawali, Subari mengaku tak bisa ikut intervensi. Proses masih diselesaikan di internal masing-masing partai pengusung.
"Panlih tidak bisa cawe-cawe, partai pengusung itu yang merekomendasikan. Kita tidak bisa intervensi," kata Subari belum lama ini.
Belum clearnya dua nama yang nantinya bakal diserahkan kepada kepala daerah dan Panlih Parlemen Balikpapan, disebabkan prosesnya masih akan dirapatkan partai-partai pengusung Rahmad-Tohari.
Partai Golkar sebagai pengusung sudah menginisiasi pertemuan antar koalisi. Dua kali pertemuan delapan partai pengusung belum juga ada hasil. Belum bulat. Mereka belum dapat kata sepakat.
Ketua Harian Partai Golkar Balikpapan, Andi Arif Agung mengaku, pertemuan masih belum final karena pertemuan kedua, ada dua partai pengusung yang tak hadir.
"Kami membuat kesepakatan, kalau pertemuan ketiga partai pengusung tidak hadir, dianggap menyetujui hasil keputusan bersama," kata Andi Arif beberapa waktu lalu.
"Tahapan ini masih diluar mekanisme kelembagaan dewan, murni soal politik," sambung Ketua Harian Golkar Balikpapan itu.
Saat dihubungi media ini, mengkonfirmasi pertemuan ketiga. Pertemuan yang diklaim akan menjadi pertemuan terakhir mengerucutkan dua nama calon Wawali Balikpapan belum tahu kapan.
Andi Arif Agung merespon, bahwa pertemuan untuk ketiga kalinya belum terjadi.
"Belum, masih dikoordinasikan. Nunggu koordinasi politik," jawab Andi Arif Agung melalui pesan whatsapp, Jumat (1/9/2023).
Sejauh ini, pertemuan kedua antar delapan partai pengusung memunculkan enam nama usulan.
Yakni, Partai Golkar dan PPP mengusulkan Risti Utami. PDI P tetap memasang nama Budiono.