Nomorsatukaltim.com - Manajemen Konstruksi Yodya Karya angkat suara terkait banyaknya sorotan proyek Daerah Aliran Sungai Ampal MT Haryono.
MK Yodya Karya selaku Konsultan Pengawas pekerjaan DAS Ampal menilai, pihak kontraktor pelaksana, PT Fahreza Duta Perkasa bekerja tak profesional.
Kepada media ini, Tenaga Ahli Jalan MK Yodya Karya, Siti Fatimah mengungkap, PT Fahreza memiliki manajemen pekerjaan yang buruk.
Buruk secara manajemen tenaga ahli sampai manajemen pelaksanaannya.
"Darah tinggi terus menghadapi PT Fahreza. Orang-orang FDP itu saya lihat mulai dirut, project manager, site manager tidak profesional dalam bekerja," kata Siti Fatimah, Rabu (30/8/2023).
Perempuan yang akrab dipanggil Ima ini, kesal dengan sistem pekerjaan PT Fahreza dalam menangani proyek DAS Ampal.
Menurutnya, PT Fahreza bekerja tanpa koordinasi dengan konsultan pengawas dan Dinas PU Balikpapan.
"Arahan-arahan dari dinas PU, dari konsultan selalu dimentahkan, diabaikan. Jadi bisa terlihat kinerja mereka, hasil kerja mereka di lapangan," ujar ima.
"Saya kebetulan belum satu bulan join untuk pengawasan MK ini. Karena teman-teman sebelumnya angkat tangan, semua resign, tiga-tiganya," sambungnya.
Ia memaparkan, menjadi wajar bila pekerjaan DAS Ampal terus mendapat kritikan dari berbagai pihak. Hal ini karena PT Fahreza bekerja tanpa instruksi dan semaunya saja di lapangan.
Ima mencontohkan, harusnya pekerjaan difokuskan pada penyelesaian seputar Global Sport.
Masih ada beberapa item yang belum dituntaskan, apalagi tak ada kendala yang menghambat pekerjaan di sana.
"Sistem kerja mereka seperti mafia. Tadinya mereka mengerjakan area Global, padahal belum tuntas," ungkap Ima.
PT Fahreza tak mengindahkan arahan yang diberikan oleh MK Yodya Karya selaku konsultan pengawas.
Ima mengatakan, belum ada instruksi dari pihak pengawas untuk membongkar akses jalan warga seputar Balikpapan Baru menuju Jalan Beller.