Nomorsatukaltim.com – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyambapaikan identifikasi dan pengelompokan lahan menjadi bagian strategi menghadapi dampak El Nino. Ancaman kekeringan ini diprediksi terjadi pada semester II tahun 2023, yang puncaknya jatuh Agustus 2023. Mentan mengatakan, setiap kejadian El Nino atau pemanasan suhu muka laut yang bersifat ekstrem, berpotensi menyebabkan kekeringan sekitar 560 ribu hingga 870 ribu hektare lahan. Sedangkan di masa normal hanya mempengaruhi 250 ribu hektare lahan. "Untuk itu beberapa upaya yang akan dilakukan, identifikasi dan mapping lokasi terdampak kekeringan. Serta mengelompokkan menjadi daerah merah, kuning dan hijau," ujar Mentan SYL dalam Rapat Kerja bersama Komisi IV DPR RI, Selasa. Menurutnya, pengelompokan daerah bertujuan meningkatkan ketersediaan air pada tempat-tempat yang rawan pada kekeringan ekstrem. Ia berujar, upaya lain yang dilakukan Kementerian Pertanian dengan percepatan tanam untuk mengejar sisa hujan, peningkatan ketersediaan alat dan mesin pertanian untuk percepatan, dan membangun atau memperbaiki embung, dam parit, sumur dalam, sumur resapan, rehabilitasi jaringan irigasi tersier, dan pompanisasi. Selain itu, Kementan juga menyediakan benih lahan kekeringan, mengembangkan pupuk organik terpusat dan mandiri serta memberi dukungan pembiayaan kredit usaha rakyat dan asuransi pertanian. Ia berujar, El Nino berpotensi menyebabkan kebakaran hutan dan lahan pertanian, gagal panen, kekurangan air bersih, kekeringan dan meningkatkan intensitas serangan hama. "Untuk itu perlu dilakukan antisipasi dan adaptasi dalam upaya mengurangi dampak pada penurunan kapasitas produksi pangan," ujar Mentan SYL. (*/ Ant)
Hadapi El Nino Kementan Identifikasi Lahan
Rabu 14-06-2023,18:00 WIB
Editor : Rudi Agung
Kategori :